Ini Tiga Fenomena Alam Penyebab Hujan Saat Musim Kemarau

- 17 Juli 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi hujan.
Ilustrasi hujan. /Antara

OkeNTT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan terkait  masih terus terjadinya hujan di sejumlah wilayah di Indonesia, meski saat ini sudah memasuki musim panas.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyebutkan bahwa turunnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di musim kemarau, sebagai fenomena atmosfer skala global-regional yang terjadi signifikan akhir-akhir ini.

Salah satu fenomena atmosfer yang dimaksud adalah La Nina yang masih cukup aktif pada bulan ini, meski sudah memasuki kategori lemah.

Merilis Pikiran Rakyat, dari fenomena atmosfer itu, musim kemarau masih diikuti datangnya hujan yang cukup signifikan.

Baca Juga: DPRD Minta Gubernur NTT Tegur Pimpinan Bank NTT

"Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia," ujar Guswanto mengungkapkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara News.

Lebih lanjut, Guswanto menyebut fenomena atmosfer berikutnya, Dipole Mode yang terjadi di wilayah Samudera Hindia hingga cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia bagian barat.

Selain itu, Guswanto juga menyebutkan fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan pembentukan awan hujan.

"Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer," ujarnya menerangkan.

Halaman:

Editor: Marcel Manek

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x