"Saya dapat bantuan PKH sejak tahun 2019 pak," kata Mikhael Bria.
Ia juga mendapatkan bantuan pemerintah lainnya dibuktikan dengan kepemilikan kartu BPJS-PBl.
Saat mendatangi Kakek Mikhael Bria lanjut Supriyanto, tim Kemensos dari Sentra Effata memberikan bantuan Atensi untuk kebutuhan dasar berupa beras, minyak goreng dan sarden, alat bantu disabilitas (tongkat ketiak/kruk), bantuan pemberdayaan ekonomi berupa benang tenun, bibit jagung, bibit sayur dan pupuk.
Baca Juga: Terima Gaji Buta, Ketua KPU TTU Dilaporkan ke Kejaksaan
Kemensos juga berkoordinasi dengan dinas sosial dan dukcapil untuk perbaharui dokumen kependudukan (KK).
“Bantuan dari Kemensos berupa PKH dan BPJS Kesehatan. Sangat membantu kebutuhan sehari-hari. Sekarang dibantu dengan bantuan kesehatan dan usaha. Semoga amal baik bapak atau ibu mendapatkan balasan yang baik pula,” kata Mikhael.
Diketahui, Mikhael Bria tinggal berdua bersama istrinya, Blandina Abuk. Dari data kependudukan (KK), mereka memiiki 4 anak. Anak pertama meninggal, anak kedua tinggal di sebelah. Anak kedua sering membantu merawat dan mengurus orangtua. Anak ke 3 merantau di Malaysia dan tidak pernah pulang.
Baca Juga: Ombudsman NTT Minta Polres Belu Tak Pandang Bulu Dalam Memberantas Judi
Mereka bisa dikatakan cukup produktif. Setiap hari Kakek Mikhael tetap melakukan aktivitas kerja sebagai petani kebun dengan bantuan tongkat kayu karena mengalami disabilitas pada kaki kirinya.
Kalau musim hujan, Mikhael bertani untuk bercocok tanam. Kalau musim kemarau berkebun dan memungut biji asam untuk dijual. Di samping bertani, Mikhael Bria juga beternak babi dengan jumlah 5 ekor. Sebelum pandemi, ternak babinya banyak, lebih dari 20 ekor.