Lawan Pembangunan Geotermal, Warga Poco Leok di NTT Pasang Spanduk Penolakan

9 Juni 2024, 14:32 WIB
Sejumlah warga Poco Leok sedang memasang poster Penolakan /

 

PR NTT - Penolakan pembangunan Geotermal di Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, NTT masih saja berlangsung. Sabtu 8 Juni 2024, sejumlah masyarakat setempat memasang poster dengan tulisan " Kami Menolak Geotermal" di lahan masing-masing.

Meski di tengah guyuran hujan, warga tetap konsisten melanjutkan pemasangan spanduk penolakan tersebut. Warga juga memajang poster lain di sepanjang jalan lingko (tanah ulayat) Ndajang, salah satu lingko milik Gendang Lungar yang berada di bagian utara Poco Leok.

Lingko Ndajang merupakan salah satu pintu masuk menuju Poco Leok dari arah utara. Sejumlah warga itu tampak mengenakan jas hujan, sebagian juga hanya mengenakan jaket tanpa mengenakan jas hujan. Bahkan, ada juga yang hanya menggunakan handuk dan topi sebagai pelindung diri dari derasnya hujan.

Baca Juga: Kesenangan Kuliner Jawa: Resep Ayam Lodho ala Rumahan

Poster-poster tersebut terbuat dari karung plastik bekas bertuliskan ‘Kami Tolak Geothermal’. Selain itu juga bertuliskan ‘Kami Siap Lawan Geothermal’.

Timotius Minggar, salah satu warga Gendang Lungar berkata, kegiatan ini salah satu upaya warga melakukan aksi penolakan dan perlawanan atas upaya PLN dan Pemerintah Manggarai yang hendak melakukan perampasan ruang hidup warga untuk kepentingan industry ekstraktif geotermal.

Selain itu, kata dia, aksi ini merupakan bentuk respons perlawanan warga atas berbagai informasi keliru yang akhir-akhir ini santer dipropagandakan di media, termasuk data palsu pemerintah yang mengklaim  mayoritas warga Poco Leok sudah menerima dan menyetujui pembangunan geotermal.

“Kami membaca hanya sekitar tiga puluhan KK di Poco Leok yang menolak geotermal. Sementara, 600 KK mendukung,” sebutnya.

Timotius berpendapat, informasi tersebut adalah informasi yang sangat keliru, yang sebenarnya kebalikan dari itu.

“Kami mau tegaskan lagi bahwa sebelas dari empat belas gendang secara tegas menolak geotermal,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan Korida Jehanut. Ia sangat menyayangkan sejumlah media yang menyampaikan berita-berita hoaks tentang perjuangan warga Poco Leok, meski ia tidak menyebutkan nama media yang dimaksud.

“kami yang datang hari ini, adalah warga gendang Lungar. Ada 40-an kk yang hadir. Belum termasuk sepuluh gendang lainnya yang juga bersikukuh menolak. Jadi informasi bahwa hanya 30-an kk yang menolak, itu adalah berita yang tidak benar,” kata Korida.

Buktinya, ujar dia, pihaknya masih solid menolak rencana pembangunan proyek panas bumi di Poco Leok untuk kepentingan bersama semua warga Poco Leok tanpa ada kepentingan pribadi.

“Ini murni gerakan atas kesadaran masing-masing warga,” kata Masyudi Onggal menambahkan.

Warga Gendang Lungar, kata Masyudi, kiranya melalui aksi ini mampu mengatasi berbagai disinformasi dan berita hoaks serta memberitahukan kepada publik bahwa mayoritas masyarakat adat Poco Leok masih solid menolak rencana pembangunan geotermal.

Baca Juga: Siap-siap Gaji ke-13 Plus Bonus bagi PNS, TNI, Polri, dan Pensiunan Cair dalam Waktu Dekat

“Penolakan ini adalah murni lahir dari kesadaran dan pengetahuan warga soal dampak buruk industry ekstraktif geotermal bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat adat Poco Leok,” pungkasnya.

Proyek geotermal di Poco Leok merupakan proyek perluasan Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Ulumbu yang beroperasi sejak tahun 2012 lalu.

Perluasan proyek panas bumi ke Poco Leok dalam upaya memenuhi target menaikkan kapasitas PLTP Ulumbu dari 7,5 MW menjadi 40 MW. Tapi, rencana ini terus mendapat penolakan dari warga.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Tags

Terkini

Terpopuler