OkeNTT - Perpustakaan daerah Sumba Timur yang dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumba Timur akhir-akhir ini sepi pengunjung.
Yeti Anabira, S.P selaku pengelola perpustakaan menjelaskan alasan dibalik sepinya pengunjung lantaran rendahnya budaya membaca masyarakat setempat.
"Masyarakat saat ini lebih banyak mengakses bacaan melalui gawai atau ponsel pribadi, sehingga tidak harus mengunjungi perpustakaan," kata Yeti ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, Sabtu, 11 Juni 2022.
Baca Juga: Pekerjaan Renovasi Gedung SD Beisurik Abaikan Aspek Kualitas
Yeti mengemukakan, pihaknya tetap melakukan berbagai upaya demi meningkatkan minat baca masyarakat.
"Kita punya dua program unggulan. Perpustakaan keliling dan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial," sebut Yeti.
Program Perpustakaan Keliling dilakukan melalui pengoperasian mobil perpustakaan ke sekolah-sekolah dan menyasar taman baca anak.
Sementara kegiatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, yaitu mengadakan lomba bercerita tingkat sekolah.
Baca Juga: DPRD Belu Desak Jemput Paksa Pemerintah, Theo Manek: Tatib Mana yang Menjadi Rujukan? Harus Beretika
Dua upaya tersebut diharapkan dapat mendongkrak kecintaan anak-anak terhadap minat baca sejak usia dini.
Sementara itu, Kornelis Dapa Bili yang saat itu berada di kantor perpustakaan, menunjukkan kondisi perpustakaan yang masih jauh dari sempurna.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumba Timur hanya memiliki satu ruang baca yang langsung terhubung dengan rak-rak buku.
Satu ruang baca tersebut memiliki hanya dua meja panjang yang disediakan untuk pengunjung menikmati bacaan.
Baca Juga: Massa Aksi dan Anggota DPRD Belu Ngotot Hadirkan Pemerintah, Ketua: Tidak Ada Surat untuk Audiensi
Kornelis mengatakan, selama ini pengunjung lebih banyak datang untuk meminjam buku daripada membaca langsung di perpustakaan.
"Rata-rata pengunjung berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Jumlah pengunjung per harinya sekitar 20 orang," terang Kornelis
Menurut Kornelis, sebelum Covid-19 melanda, pengunjung bisa mencapai 30-50 orang per hari.
Terkait kondisi perpustakaan yang memerlukan perluasan ruang baca, Kornelis mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan biaya pembangunan gedung ke Perpustakaan Nasional di Jakarta.
Baca Juga: Gegara Polemik Tekoda, DPR Kembali Sebut Pemerintahan Belu Saat ini Paling Aneh
Sejauh ini, Pihak Perpustakaan Nasional telah membantu mengalokasikan banyak buku.
Ada pula bantuan dua unit komputer dan satu unit printer untuk pengunjung yang ingin mengakses informasi terkait bacaan langsung di internet lalu mencetak dengan printer yang tersedia.
"Pengunjung sedikit, bukan berarti kami pasif. Kami akan terus berupaya meningkatkan minat baca buku pada masyarakat terutama anak sekolah dan mahasiswa karena mereka itu masa depan bangsa," pungkasnya.
Sebagai informasi, perpustakaan daerah Sumba Timur resmi berdiri pada tahun 2017 dengan jumlah buku mencapai 16.413 eksemplar.*** (Maria Antoneta Uwa)