Ilmuwan Top NASA Minta Layanan Penerbangan Dihentikan. Ada Apa?

- 25 Mei 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang /pexels

OkeNTT -  Pesawat terbang masih menjadi mode transportasi paling cepat dan aman. Dengan pesawat terbang, jarak yang cukup jauh bisa ditempuh hanya dalam hitungan jam saja.

Namun demikan, belum lama ini seorang peneliti dari NASA atau National Aeronautics and Space Administration, sebuah lemabaga di AS untuk penerbangan dan antariksa yang bermarkas di Wasshington DC, mengungkapkan fakta baru mengenai pesawat terbang.

Mengutip Pikiran Rakyat, ilmuwan tersbut meminta agar layanan transportasi dengan pesawat terbang dihentikan. Ia bahkan meminta masyarakat umum untuk berhenti naik pesawat terbang dan agar layanan penerbangan diakhiri saja.

Baca Juga: Jose Nunu Maia yang Kabur dari Lapas Atambua Sudah Dijatuhi Hukuman 

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari World Of Buzz pada Minggu, 22 Mei 2022, hal ini disampaikan oleh ilmuwan iklim NASA serta penulis, Dr Peter Kalimus.

Dengan tagar #EmergencyMode, Kalimus menyatakan bahwa industri penerbangan saat ini sangat berkontribusi pada pemanasan global.

"Pahami bahwa pesawat terbang secara langsung dan tidak dapat diubah memanaskan planet ini," katanya.

"Bagi mereka yang mengerti ini dan mengurangi terbang atau tidak sama sekali, yang lebih penting. Mereka semua meminta adanya akhir dari sistem penerbangan. Orang nantinya akan mengerti di titik tertentu," ucapnya lagi.

Baca Juga: 41 Tahun Lalu, Liverpool Boyong Trofi Liga Champions Lewat Gol Tunggal Kennedy(II)

Dia menjelaskan bahwa penyeimbangan karbon yang menjadi skema agar individu atau perusahaan diizinkan untuk berinvestasi dalam proyek konservasi lingkungan sebenarnya tidak berhasil.

"Dan sayangnya, penyeimbangan karbon saat ini masih sebuah penipuan. Jika itu tidak (bukan penipuan), mungkin saya masih akan terbang," ujarnya menjelaskan.

Karena hal tersebut, ia meminta agar layanan penerbangan dihentikan dan masyarakat umum tak lagi menaiki pesawat terbang.

Baca Juga: Final Liga Champions, Akankah Sejarah 41 Tahun Lalu Terulang di Paris? Simak Kisahnya Disini(Bagian I)

"Alasan saya membicarakan ini karena saya melihatnya sebagai semacam teka-teki budaya. Selama sering terbang adalah suatu hal, itu berarti masyarakat tidak berusaha menghentikan kerusakan bumi," kata Kalimus.

Meskipun dapat dimengerti bahwa banyak yang tidak bisa berhenti terbang untuk liburan dan perjalanan bisnis, tetapi tidak ada yang akan sia-sia jika planet kita berada di ambang kehancuran.***

 

Editor: Marcel Manek

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah