Network
OkeNTT – Mimpi Bupati Belu dr Agustinus Taolin dan Wakil Bupati Aloysius Hale Serens untuk membangkitkan ekonomi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes ibarat masih seperti jauh panggang dari api.
Betapa tidak, dalam evaluasi terhadap BUMDes di seluruh desa di kabupaten Belu yang dilakukan Pemkab Belu pada 6 Juli 2022 di aula lantai I kantor Bupati Belu, terungkap masih terdapat 23 BUMDes di kabupaten Belu yang mati suri alias tidak beroperasi bahkan ada desa yang belum memiliki BUMDes.
Keadaan ini belum berubah sebagaimana diberikantan media ini sebelumnya bahwa di kabupatenBelu masih terdapat puluhan BUMDes yang tidak aktif.
Baca Juga: Puluhan BUMDes di Belu Mati Suri
Menyoal puluhan BUMDes di Belu yang mati suri, Kepala Dinas PMD kabupaten Belu Egidius Nurak, melalui Kepala Bidang(Kabid) Pemberdayaan, Troy Amalo mengakui bahwa hingga saat ini terdapat 23 BUMDes di kabupaten Belu mati suri.
Tidak beroperasinya BUMDes tersebut jelas Troy sudah dievalusi oleh Bupati dan Wakil Bupati yang melibatakan para Camat dan Kepala Desa di kabupaten Belu.
Kepada Media ini Jumat 8 Juli 2022, Troy menyampaikan bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terungkap setidaknya ada enam pemicu utama yang menyebabkan puluhan BUMDes di kabuapten Belu mati suri. Keenamp faktor pemicu tersebut yakni;
- Hambatan yang membuat puluhan BUMDes mati suri adalah minimnya Sumber Daya Manusia(SDM) di desa. Keadaan ini mengakibatkan berbagai persoalan seperti tidak dilakukan pertanggungjawaban keuangan.
- Kesulitan Pemasaran atau persaingan. BUMDes mengalami kesulitan saat hendak memasarkan produk yang dimiliki BUMDes. Kesulitan ini diperparah dengan ketatnya persaingan pasar.
- Piutang Menumpuk. Troy menyampaikan bahwa salah satu kendala terbesar yang membuat BUMDes mati suri adalah masyarakat enggan mengembalikan pinjaman. Persepsi masyarakat bahwa dana pemerintah tidak dikembalikan membuat utang menumpuk dan modal yang digulir tidak berkembang.
- Gagal panan. Kondisi gagal panen di sejumlah desa di kabupaten Belu ikut menjadi faktor penyebab BUMDes tidak beroperasi. Selain itu, petani yang memanen hasil pertaniannya lebih memilih untuk menjual hasil panen ke tengkulak ketimbang menjualnya di BUMDes.
- Ada sejumlah desa yang belum memberikan penyertaan modal dari Dana Desa untuk BUMDes.
- Minimnya dana operasional BUMDes untuk perbaikan peralatan yang rusak seperti hand tracktor, mesin fotoopy dan peralatan lainnya yang dimiliki BUMDes.
Baca Juga: KPK Telusuri Aset Walikota Ambon di Jakarta
Untuk mengaktifkan puluhan BUMDes yang mati suri, saat ini Dinas PMD kabupaten Belu tengah melakukan evaluasi dan pembinaan serta pendampingan agar BUMDes yang mati suri bisa beroperasi sesuai aturan.***
