Tower BTS BaKTI di Wilayah 3T Dikeluhkan Tak Berfungsi, Fiber Home dan BaKTI Malah Bungkam

- 26 Juni 2022, 12:56 WIB
Salah satu tower BTS Bakti Kominfo di desa Nonotbatan  kabupaten TTU propinsi NTT yang dikeluhkan masyarakat karena tidak berfungsi
Salah satu tower BTS Bakti Kominfo di desa Nonotbatan kabupaten TTU propinsi NTT yang dikeluhkan masyarakat karena tidak berfungsi /Marcel Manek/OkeNTT

OkeNTT - Masyarakat di desa Nonotbatan, Desa Tuames kecamatan Biboki Anleu serta di Desa Naeke B dan Noelelo kecamatan Mutis kabupaten Timor Tengah Utara(TTU) propinsi NTT yang merupakan wilayah 3T mengeluhkan soal keberadaan tower BTS program BaKTI yang mubazir dan justru memperburuk kualitas signal di daerah tempat dimana tower BTS Bakti didirikan.

Di TTU propinis NTT Kementerian Kominfo melalui program Bhakti Kominfo membangun 4 site tower Base Transceiver  Station atau BTS.

Keempat tower BTS BaKTI tersebut masing-masing terletak di, desa Nonotbatan, dan desa Tuamese di kecamatan Biboki Anle serta dua site lainnya terletak di  Nolelo dan desa Naekake B kecamatan Mutis.

Keempat tower tersebut, ada yang selesai dibangun pada akhir 2021 lalu. Sementara tower yang dibangun di desa Noelelo baru selesai dibangun pada April 2022 lalu.

Baca Juga: Tower Telkom Bakti di Perbatasan RI-RDTL Mubazir

Penjabat Kepala Desa Noelelo Grisogonus Sila mengatakan sejak setelah tower BaKTI Kominfo selesai dibangun pada April kemarin, masyarakat tidak bisa mengkases internet. Untuk menelpon atau mengakses internet masyarakat desa Noelelo yang berbataan langsung dengan Timor Leste harus pergi ke kantor Camat Mutis yang jaraknya 7 kilo meter.

“Pada awal mereka selesai bangun pada April lalu, signal sempat hilang muncul tapi akhir-akhir ini tidak bermanfaat. Signal ada tapi tidak bisa telpon atau pakai untuk internet. Hanya ada jaringan internet tapi katanya belum bagi. Telpon biasa dan untuk cek pulsa saja tidak bisa,” ujar penjabat kepala Desa Noelelo saat diwawancarai  OkeNTT.Pikiran Rakyat.

Keluhan senada disampaikan masyarakat desa Noelelo ia mengatakan karena aktivitasnya sering menggunakan internet sehingga ia sangat kesulitan. Di awal setelah dibangun, masyarakat sempat bisa mengakses internet namun signal hilang muncul dan tidak stabil dan kondisi tersebut hingga hari ini masih berlangsung tanpa adanya penanganan lebih lanjut dari pihak yang membangun tower tersebut.

Namun saat ini tidak ada signal yang memadai. Untuk jaringan telpon saja sangat sulit sehingga apabila masyarakat ingin menelpon atau menerima telpon, mereka harus pergi ke kantor Camat yang letaknya di atas bukit.

Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi di Wilayah Perbatasan, Indonesia-Timor Leste Perkuat Sejumlah Kerja Sama

“Kemarin sesuai informasi dari para pekerja saat mereka selesai kerja, mereka bilang untuk sementara yang bia dipakai hanya jaringan internet tapi internet ini juga kami akses lambat sekali. Kecuali tengah malam di atas jam 10. Untuk sementara kami haru pergi ke pusat kecamtan tetapi disana juga signal yang bagus hanya di titik tertentu yang dapat signal dari Kefamenanu,ibu kabupaten Timor Tengah Utara. Kami berharap kepada pemerintah untuk mengatasi persoalan yang ada karena fasilitas sudah ada tapi kegunaannya tidak ada kami masyarakat diperbatasan sangat kesulitan,” Epro Obe warga desa Noelelo.

Keluhan yang lebih parah justru datang dari masyarakat desa Nonotbatan kecamatan Biboki Anleu.

Theresia salah satu warga Nonotbatan yang rumahnya terletak tidak jauh dari lokasi tower yang ditemui pada Kamis siang  23 Juni 2022,

Theresia menguluhkan bahwa sejak tower BTS BaKTI Kominfo dibangun pada akhir 2021 masyarakat di desa tersebut dan beberapa wilayah terdekat kesulitan menggunakan HP baik untuk telpon maupun  mengakses internet.

Baca Juga: Polda NTT Tahan Tiga Tersangka Terkait Kasus Irigasi Mnesatbatan di TTU

Ia menuturkan bahwa signal di Hp ditempatanya akan stabil apabila tower BTS BaKTI Kominfo tidak hidup.  

Theresia menuturkan bahwa selama masa pandemic Covid-19 anak-anak sekolah SMP dan SMA hingga mahasiswa yang mengikuti kelas secara online terpaksa harus pergi ke kota Atambua yang jaraknya 30Km lebih dari Nonotbatan.

“Kalau tower BaKTI mati, kami bisa pakai HP dan bisa akses internet. Tapi kalau tewer BaKTI sudah hidup kami susah sekali untuk telpon dan pakai internet.Anak-anak sekolah terpaksa harus ke Atambua,” keluh Theresia.  

Pihak pengembang tower BTS BaKTI Kominfo PT.Fiber Home yang dikonfurmasi melalui beberapa pejabat sama sekali tidak memberikan respon baik memalui pesan whatsApp maupun melului sambungan telpon.

Baca Juga: Diikuti 269 Peserta Termasuk Timor Leste, Kapolda NTT Apresiasi Trabas Bhayangkara Trail Adventure Polres Belu

Terkesan, beberapa orang dari pihak Fiber Home yang dihubungi saling lempar tanggungjawab. Betapa tidak, setiap nomor HP yang diberikan ketika dihubungi selalu memberikan nomor HP lain untuk dihubungi, meski tak satupun yang merespon hingga berita ini diturunkan.

Terpisah, pihak penanggungjawab program BaKTI Kominfo juga terkesan bungkam dan enggan memberikan penjelasan terkait keluhan masyarakat. Beberapa pejabat program Bakti enggan memberi jawaban saat dihubungi melalui telpon seluler dan pesan whatsApp.***   

     

Editor: Marcel Manek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah