OkeNTT - Sebentar lagi, usia badai seroja akan ‘berulang tahun’. Saat badai seroja menghantam tahun 2021 lalu, terdapat 36 rumah di kabupaten Belu yang rusak total akibat dihantam angin dan banjir.
Akibat rusak total, warga harus kehilangan tempat tinggal. Ada yang terpakasa membangun gubuk seadanya untuk tinggal, sementara ada yang terpaksa harus tinggal nunut bersama sanak saudara.
Para korban bencana badai Seroja di desa Tasain dan desa Leuntolu, kecamatan Raimanuk kabupaten Belu ini sudah didata sejak tahun lalu. Pemerintah pusat menganggarkan bantuan untuk membantu masyarakat yang kehilangan tempat tinggal.
Namun demikian, meski dana bantuan bagi korban badai Seroja telah masuk di rekening khusus BPBD Kabupaten Belu sejak tanggal 31 Desember 2021 lalu, namun hingga Maret 2022, Pemkab Belu belum melakukan tindak lanjut untuk mencaikan dana tersebut guna membangun rumah bagi masyarakat yang kehilangan rumah.
Baca Juga: Ruas Jalan Lurasik-Manufui Rusak Parah, Masyarakat Harus Terus Telan Pil Pahit
Belum mendapat bantuan badai Seroja, para korban badai seroja kembali tertimpa bencana banjir beberapa waktu lalul akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu.
Kepala Desa Tasain, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Amandus Koemesak mengatakan, BPBD Belu sebenarnya ingin sosialisasi bantuan seroja namun, terkendala akibat banjir.
"Tujuan sosialisasi itu untuk validasi status kerusakan, keberadaan orang yang terdampak. Apakah sudah pindah atau meninggal supaya jangan salah," kata Amandus saat ditemui awak media ini Kamis petang 3 Maret 2022.
Kendala lain yang dihadapi adalah material juga belum bisa diangkut karena masih banjir. Khusus Desa Tasain telah ada pembebasan lahan supaya warga yang tinggal di bantaran kali Motamaru bisa terhindar dari banjir.