BMKG NTT Imbau Petani Tanam Tanaman yang Sesuai Kondisi Kemarau

- 12 Juni 2022, 10:47 WIB
Ilustrasi musim kemarau. Ilustrasi kekeringan di musim kemarau. BPBD mewaspadai adanya bencana kekeringan dan kebakaran hutan di sejumlah wilayah.*
Ilustrasi musim kemarau. Ilustrasi kekeringan di musim kemarau. BPBD mewaspadai adanya bencana kekeringan dan kebakaran hutan di sejumlah wilayah.* /ANTARA

OkeNTT - Badan Meteorologi Klimatologi (BMKG) Rahmattulloh Adji menyarankan petani di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar melakukan kegiatan menanam tanaman yang sesuai dengan kondisi kemarau basah yang terjadi di NTT.

"Para petani ataupun pemangku kepentingan terkait di NTT perlu mencermati kondisi kemarau basah untuk menyesuaikan dengan jenis tanaman yang cocok ditanam sehingga bisa berbuah," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmattulloh Adji di Kupang, melalui Antara, Sabtu, 11 Juni 2022.

 
Hal disampaikanya berkaitan dengan keadaan musim kemarau dan potensi dampak yang juga berdampak terhadap kativitas sektor pertanian di NTT.

Ia menjelaskan saat ini terdapat 21 zona musim (zom) dari total 23 zom di NTT telah memasuki musim kemarau.

Baca Juga: Masyarakat Ukui Lalulintas Belu-Malaka Lebih Lancar Usai Jalan Propinsi Diperbaiki

Namun sejumlah daerah masih mengalami atau berpeluang adanya curah hujan dengan kategori rendah, sedang maupun, sangat tinggi.

Ia mencontohkan seperti berdasarkan prakiraan deterministik curah hujan pada Dasarian II Juni 2022 terdapat wilayah yang akan mengalami curah hujan menengah (51-150 mili meter) yaitu sebagian besar Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sabu Raijua,

Selain itu sebagian kecil Sikka, Flores Timur, Lembata Alor, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Rote Ndao, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan sebagian Malaka.

Sedangkan sebagian kecil Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara akan mengalami curah hujan kategori sangat tinggi (lebih dari 300 mili meter).

Baca Juga: Soal Dana Desa, Bupati TTU: Uang Habis Tapi Fisik Tidak Ada

"Jadi dapat dikatakan bahwa NTT mengalami kemarau basah yang bisa beresiko mengganggu kegiatan pertanian namun di sisi lain dapat bermanfaat menambah persediaan air masyarakat," katanya.
 
Rahmattulloh berharap informasi kondisi iklim ini dapat menjadi data pendukung bagi pemangku kepentingan di provinsi maupun kabupaten di NTT dalam mengambil keputusan untuk mengantisipasi dampak kerugian.***

 

Editor: Marcel Manek

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x