Rilis BMKG, Belu Masuk Daerah Rawan Karhutla

- 25 Mei 2022, 17:36 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan.
Ilustrasi kebakaran hutan. /Pixabay/Ylvers

OkeNTT - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di 20 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dari 20 kabupaten yang dirilis BMKG, kabupaten Belu masuk salah satu daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan lahan atau karhutla.  

"Kondisi daerah berpotensi karhutla berada dalam status sangat mudah terjadi karhutla sehingga perlu diwaspadai," kata Kepala Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, melalui Antara Senin, 23 Mei 2022.

Baca Juga: PBB Apresiasi Penanganan Covid-19 di Indonesia

Selain kabupaten Belu, 19 daerah lain di NTT juga masuk dalam dalam kategori  berpotensi karhutla yaitu  di antaranya Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Rote Ndao, Sabu Raijua.

Selain itu Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai, Manggarai Barat, Sumba Timur, dan Sumba Tengah.

Agung menjelaskan di daerah-daerah tersebut, kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering sehingga sangat mudah terbakar.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Buka GPDRR 2022 di Bali

Karena itu, BMKG menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan titik api di area terbuka yang terdapat rumput atau dedaunan kering.

Masyarakat, kata dia, perlu menghindari aktivitas yang menyebabkan karhutla baik secara sengaja atau tidak seperti membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara membakar.

Baca Juga: Breaking News: Ira Ua Segera Ditahan Penyidik Polda NTT 

Selain itu, menghindari membuang puntung rokok di tumpukan rumput atau daun kering yang dapat menimbulkan titik api maupun aktivitas lain yang dapat memicu karhutla.

"Hal ini perlu menjadi perhatian karena jika terjadi karhutla maka potensi meluasnya sangat tinggi apalagi dengan kondisi angin kencang yang bersifat kering," demikian Agung Sudiono.***

 

Editor: Marcel Manek

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x