Network
OkeNTT - Meningkatnya penggunaan internet di tengah pandemi Covid-19 ikut berpengaruh pada bertambahnya resiko Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).Demikian disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak(PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
"Penggunaan internet yang semakin masif telah meningkatkan risiko KBGO. Komnas Perempuan mencatat kekerasan berbasis gender siber pada 2020 naik hampir 400 persen dibandingkan tahun sebelumnya," kata Bintang dalam paparan Catatan Tahunan LBH Apik Jakarta yang dipantau di Jakarta, Jumat 10 Desember 2021.
Disampaikannya, SafeNet juga menemukan tren yang sama dimana laporan terkait penyebaran konten intim digital secara non konsensual naik 375 persen dibandingkan tahun 2019 sebelum penyebaran COVID-19.
Baca Juga: Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat Sepanjang Tahun 2021
"Sebagai kelompok rentan, perempuan menanggung dampak COVID-19 lebih besar dibandingkan laki-laki baik dari segi pendapatan, kesehatan mental, hingga perlindungan sosial yang tidak memadai. Tak hanya itu, perempuan juga dihadapi berbagai isu sosial baru sebagai imbas dari diterapkannya normal baru," kata Bintang seperti dikutib dari Antara.
Fakta kekerasan terhadap perempuan dan anak menurut Bintang nampak seperti fenomena gunung es, dimana sebenarnya masih terdapat banyak kasus kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat, namun tidak dilaporkan sehingga tidak tercatat.
Di tengah COVID-19, selain KBGO, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tercatat masih menjadi kekerasan yang paling banyak dilaporkan oleh perempuan.
Baca Juga: Jack Manafe Menduga Sosok Ini Terlibat Kasus Pembunuhan Astrid dan Lael
Data Sistem Informasi Perlindungan Perempuan dan Anak menunjukkan bahwa 74 persen dari 8.803 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sepanjang 1 Januari sampai 2 Desember 2021 merupakan KDRT.
