Didatangkan Bupati Belu, Profesor Jepang, Cina dan Indonesia Teliti Lambung Orang Timor

11 Juli 2023, 10:59 WIB
Didatangkan Bupati Belu, Profesor Jepang, Cina dan Indonesia Teliti Lambung Orang Timor /Mariano Parada/OkeNTT

OkeNTT - Masyarakat Belu yang sehat menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu dibawah nahkoda Bupati Belu, dr Agustinus Taolin dan Wakil Bupati Belu, Dr. Drs. Aloysius Haleserens, MM.

Komitmen itu ditunjukan Bupati dan Wakil Bupati Belu yang populer dikenal AT-AHS sejak dilantik pada 2021 lalu dengan langsung mencanangkan program pelayanan kesehatan gratis cukup menggunakan KTP bagi masyarakat Belu di seluruh Indonesia.

Selanjutnya membenahi dan menghadirkan fasilitas dan sarana kesehatan yang memadai baik di Puskesmas terutama RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua.

Baca Juga: 2 Tahun Kepemimpinan AT-AHS: Warga Belu 100 Persen Nikmati Berobat Gratis di Seluruh Indonesia

Terbaru, Bupati Belu yang juga ahli penyakit dalam itu mampu mendatangkan profesor dari Jepang dan China juga Indonesia bersama tim untuk melakukan penelitian terhadap bakteri pada lambung (Helicobacter Pylori) yang menyebabkan kanker lambung masyarakat Belu.

Profesor dari Jepang dan China itu menggandeng profesor dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dan tim peneliti dari Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya akan melakukan penelitian terhadap lambung orang timor khususnya di Kabupaten Belu selama 10 hari ke depan terpusat di RSUD MGR. Gabriel Manek Atambua.

Ketua Tim Peneliti, Dokter Alida dari RS DR. Sutomo Surabaya mengatakan bahwa ini kali pertama dirinya bersama tim melakukan penelitian di Atambua setelah sebelumnya melakukan penelitian serupa di Medan, Makassar, Manado, Ambon, Papua dan Kupang.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Varian Baru Bertambah, Kemenkes Imbau Warga Kembali Disiplin 3M

Menurut dr Alida, berdasarkan data, indonesia timur ini kasusnya paling tinggi.

"Bupati Belu dan Prof Ari telah menginisiasi kegiatan ini. Dan yang kami lakukan adalah endoskopi, teropong dari saluran cerna, mengambil jaringannya. Di sana akan terlihat bagaimana mukosa perut, dan kuman Helicobacter Pylori," jelas dr Alida kepada wartawan di Kebun Percontohan Motabuik, Senin 10 Juli 2023.

Sementara itu Bupati Belu, dr Agus Taolin menjelaskan penelitian ini bukanlah ajang percobaan tetapi sebuah aksi menyeluruh mulai dari pemeriksaan hingga pengobatan jika ditemukan adanya penyakit pada lambung pasien.

"Pasien yang kita periksa adalah pasien yang punya penyakit lambung. Dan kalau ketemu penyakitnya, langsung diobati saat itu juga. Kita mempersiapkannya, dan ini juga bukan sekadar screening," ungkap Bupati.

Baca Juga: Rumah Sakit Sito Husada Atambua Buka Layanan Spesialis Bedah, Gratis Cukup Tunjukan KTP


Screening lanjut Bupati dilakukan terhadap orang yang sementara sakit seperti Maag kronik, lambung luka, sendawa serta seluruh keluhan terkait gangguan di lambung.

"Kita lakukan pemeriksaan untuk melihat adakah kuman yang menginfeksi lambung, mengambil jaringannya untuk diperiksa, dilihat berbagai macam hal yang berkaitan dengan lambung," urainya.

Dikatakannya, bersama tim peneliti, semua proses dilakukan dengan menggunakan standar kerja tertinggi dan alat berstandar internasional.

"Kita kerjakan dengan standar tertinggi di sini sebagai pusat endoskopi saluran cerna di sini," tambahnya.

Lebih lanjut Bupati Belu dokter Agus Taolin mengungkapkan bahwa proses akan terus dilakukan meski tim peneliti telah selesai melakukan penelitianya di Atambua.

Baca Juga: Kabupaten Belu jadi Pilot Project Program Ketahanan Kesehatan Nasional Mitra Indonesia-Australia

"Nanti sudah jalan, kita akan bikin juga. Ini akan jalan terus, toh kita punya dokter, alatnya ada, semuanya ada di sini. Sampaikan kepada masyarakat di manapun, tidak usah kuatir.
Apalagi di Belu, datang periksa tidak bayar, tes kumannya dan itulah dampak positif yang kita nikmati hari ini. Jadi kalau tim ini pulang, tidak usah takut karena kita punya kompetensi untuk itu, kita punya seluruh pendukung untuk memeriksa dan mengobati," pungkasnya.

Diketahui, tim peneliti yang akan meneliti lambung orang Timor di Kabupaten Belu itu diantaranya, Prof. DR, dr, H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Berikutnya, dr. Muhammad Miftahussurur, M.kes, SpPD-KGEH, Ph.D yang merupakan Wakil Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sekaligus Ketua Tim Helicobacter Pylori and Microbiota  Study Group.

Baca Juga: STBM Award 2022 dari Menkes, Kampanye ODF Terus Digaungkan, Bupati Belu: Baru Satu dari Lima Pilar 

Dr. Irine Normalina, S.Pi, M.Ked dari tim Helicobacter pylori and microbiota group Surabaya, juga dokter Camilia Metadea Aji Savitri yang merupakan tim penetili dar Jepang bersama Prof. Yoshio Yamaoka, MD.,Ph.D dari Oita University Jepang.

Selanjutnya, dokter Alida, SpPD, Ketua tim peneliti dari UNAIR bersama tim, Miss Meymey bersama tim dari  China untuk pemeriksaan UBT (Urea Breath Test).

Selama melakukan penelitian, tim peneliti akan didampingi oleh dokter Rasco Sihombing, Sp.PD dari RSUD MGR. Gabriel Manek Atambua.***

Editor: Mariano Parada

Tags

Terkini

Terpopuler