OkeNTT - Ketertarikan sebagian masyarakat Indonesia akan perhiasan mutiara meningkat signifikan. Hal ini dipicu harga emas yang melonjak dari waktu ke waktu.
Perhiasan mutiara menjadi alternatif lain pengganti emas selain harganya terjangkau, keindahan mutiara punya keistimewaan tersendiri.
Di Indonesia, Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah provinsi penghasil mutiara laut terbesar.
Baca Juga: Hati-hati! Terlalu Peduli Pada Orang Lain Bisa Terkena Compassion Fatigue
Mutiara dihasilkan dari budidaya kerang mutiara air laut di pulau Lombok, NTB.
Dilansir dari akun YouTube resmi pemerintah NTB (Budidaya KKP), yang tayang pada 13 Juli 2021, Aprianto Dwi Laksana selaku Koordinator Pokja Tiram Mutiara - BPBL Lombok menguraikan proses budidaya kerang mutiara yang harus melewati beberapa fase.
1. Fase pemijahan kerang mutiara
Fase pemijahan merupakan fase awal memproduksi benih kerang mutiara dengan perbandingan 1:3, yaitu 1 induk jantan dikawinkan dengan 3 induk betina.
Setelah induk betina bertelur, maka fasenya akan berlanjut.
Baca Juga: Ikan Red Devil Dikenal Sebagai Predator Berbahaya, Ternyata Bisa Dipelihara
2. Fase penetasan telur tiram mutiara
Pada fase ini, telur membutuhkan waktu selama 18 jam agar berubah menjadi larva.
Semua larva akan disaring lalu ditebar ke dalam bak. Masing-masing bak berukuran 3 ton yang berisi 8000 ekor larva.
Larva harus memiliki sirkulasi yang baik. Oleh sebab itu, setiap tiga hari, air di dalam bak diganti dengan air yang baru.
3. Fase perkembangan larva
Pada fase ini, larva masih bersifat planktonis sehingga membutuhkan tempat untuk menempel.
Fase perkembangan larva akan melewati masa pemeliharaan selama 3 hari yang dikenal dengan fase disip. Setelah itu berlanjut ke fase yumbu 1-3 yang juga masing-masing selama 3 hari.
Baca Juga: Ramalan Karir Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius dan Pisces Hari Ini Jumat, 17 Juni 2022
4. Fase plantigrid
Pada fase ini larva planktonis akan berubah menjadi larva plantigrid, yaitu bersifat menetap pada tempat ia menempel. Dengan kata lain, larva telah membentuk substrat baru yang siap bertumbuh.
5. Fase pemeliharaan spat muda
Larva yang sudah menetap akan bertumbuh menjadi spat muda atau kerang muda mulai dari usia 23-27 hari.
Pemeliharaan lanjutan dilakukan dengan memperhatikan sirkulasi air, yaitu pergantian air sebanyak 50% per hari.
Setelah spat muda atau kerang muda berusia lebih dari 40 hari, maka siap didistribusikan ke kelompok masyarakat yang membudidayakan kerang mutiara.
Baca Juga: Karyanya Laku Keras di Pasaran, Tere Liye Dibenci di Media Sosial
Masyarakat menerima spat muda dalam bentuk lembaran substrat kolektor yang berisi 300-500 ekor kerang.
Setiap spat muda akan bertumbuh menjadi kerang dewasa yang menghasilkan butiran mutiara. Dari sinilah masyarakat memperoleh penghasilan.
"Enam puluh persen masyarakat NTB memelihara kerang mutiara, lebih banyak dikirim ke Sumbawa," ucap Aprianto menerangkan.***