Pakaian Bekas Import Merugikan Industri Garmen Dalam Negeri, Ketahui Bakteri Penyakit yang Menempel

- 16 Juni 2022, 15:59 WIB
Ilustrasi: pakaian bekas import
Ilustrasi: pakaian bekas import /Sophie Wolster/Pixabay


 
OkeNTT - Pakaian adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Saat ini, fungsi pakaian bukan saja untuk melindungi tubuh tapi juga sebagai gaya hidup, menunjukkan status sosial dan simbol suatu kelompok.
 
Dengan jumlah penduduk mencapai 278 juta jiwa, tentu saja Indonesia menjadi target pasar berbagai produk termasuk pakaian.
 
Industri garmen berkembang pesat di Indonesia guna memenuhi kebutuhan pakaian dalam negeri. Namun bukan rahasia lagi bahwa harga pakaian masih tergolong mahal jika dibanding dengan kualitas bahannya.

Baca Juga: Dukung Pengembangan Tenun Ikat, Kadin Belu Bangun Rumah Tenun
 
Oleh sebab itu, tidak sedikit masyarakat yang tertarik dengan pakaian bekas import yang banyak didatangkan dari Korea, Australia dan China. Selain kualitas bahan masih bagus, harganya ramah di kantong.
 
Baru-baru ini, Rachmat Gobel selaku wakil ketua DPR-RI mengkritik bisnis pakaian bekas import yang dinilai tidak ramah lingkungan karena masuk kategori sampah.
 
“Tak semua pakaian bekas itu bisa layak pakai dan akan menjadi sampah bagi Indonesia,” ujar Gobel dikutip dari Antara Minggu, 12 Juni 2022.

Baca Juga: Bupati Belu, Dubes RI, CCI Timor Leste Bahas Potensi dan Peluang Perdagangan di Perbatasan
 
Rachmat Gobel menilai pakaian bekas import berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena di negara asalnya dikategorikan sebagai limbah dan sampah.
 
Menilik pada ucapan wakil ketua DPR-RI tersebut, ada baiknya kita mengetahui jenis bakteri penyakit yang melekat pada pakaian bekas import.
 
Dilansir dari laman researchgate.net, sebuah jurnal penelitian dari University of Baghdad, ada 3 jenis bakteri yang paling banyak ditemukan pada pakaian import bekas.
 
1. Bakteri Staphylococcus sp
 
Staphylococcus sp merupakan bakteri yang banyak ditemukan pada pakaian dewasa import bekas. Bakteri ini bersifat cepat menyebar pada tumpukan pakaian lembab.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Kerugian Pertamina Bisa Capai Rp190 Triliun
 
Bakteri Staphylococcus sp. mampu bertahan hidup selama bertahun-tahun dalam debu dan partikel tanah. Ia juga mampu menyesuaikan diri pada suhu kering dan temperatur dengan toleransi tinggi.
 
Bakteri Staphylococcus sp. bersifat patogen serta mampu bereplika menjadi varian yang lebih sederhana.
 
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus sp adalah pneumonia, reaksi terbakar pada kulit, meningitis, infeksi saluran air kencing dan osteomyelitis.
 
2. Bakteri Enterobacteriace sp
 
Bakteri Enterobacteriace sp. banyak ditemukan pada pakaian import bekas dengan bahan polyester dan nilon.

Baca Juga: Menteri Koperasi dan UKM Beri Apresiasi atas Peran Puskopcuina
 
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Enterobacteriace sp. misalnya: panu dan gatal-gatal yang jika dibiarkan akan mengakibatkan eksim.
 
3. Bakteri Bacillus sp
 
Bakteri Bacillus sp. banyak ditemukan pada pakaian bayi dan boneka import bekas. Bakteri ini bersifat alergen dan mudah berkembang biak.
 
Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri Bacillus sp. diantaranya: batuk, pilek dan iritasi kulit.
 
Selain itu, pakaian bayi import bekas juga banyak mengandung fungi Rhizoplus dan Aspergillus Flavus yang telah lama diketahui menyebabkan kematian karena menyerang sistem imun tubuh.***

Editor: Mariano Parada


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah