Network
OkeNTT - Tersangka pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Putri Candrawathi kenapa tak ditahan dan pakai baju tahanan berwarna orange akhirnya terungkap.
Ternyata, Putri Candrawathi tak ditahan karena pengaruh suaminya Ferdy Sambo eks Kadiv Propam Polri yang juga kini berstatus tersangka pembunuhan betencana Brigadir J.
Hal ini diungkapkan Aktivis sekaligus Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, Irma Hutabarat dalam tayangan youtube Refly Harun, Rabu 14 September 2022.
Baca Juga: Bukti Ini, Benarkah Dugaan Putri Candrawathi Penembak Ketiga Brigadir J?
Irma mengatakan, Putri Candrawathi tak ditahan dan pakai baju tahanan berwarna orange adalah karena ada tiga hal.
Hal pertama adalah deal-deal yang dilakukan Ferdy Sambo.
Namun Irma tak menjelaskan apa dan dengan siapa deal yang dibangun Ferdy Sambo di kasus yang telah menewaskan Brigadir J yang adalah ajudannya sendiri.
"Makanya saya selalu bilang, itu mungkin salah satu dari dealnya. Dont touch my wife, i will talk people what you do (Jangan sentuh istri saya. Saya akan beritahu orang jika kau lakukan itu). Dia (Ferdy Sambo) punya listnya dong, dosa-dosa semua, siapa saja yang sudah terima apa saja. Makanya dia sangat powerfull ya," ungkap Irma.
Baca Juga: Setelah Brigadir J Tewas, Ferdy Sambo Kumpulkan Semua Bawahan di Malam Hari dan Lakukan Ini
Menurut Irma, deal Ferdy Sambo adalah Putri Sambo (Putri Candrawathi) tidak boleh pakai baju orange.
"Makanya lucu, Roslin Simanjuntak bilang ini gimana sih, rekonstruksi kayak mau kondangan, pakai tas bagus, baju bagus seolah-olah itu bukan tersangka. Dan itu penting loh. Makanya Mahfud MD bilang ini luar biasa ini kuasanya Kaisar Sambo," katanya.
Selain itu lanjut Irma, Ferdy Sambo juga disebutkan membangun pencitraan sebagai bagian penting
bahwa tetap terjaga harkat dan martabat Putri Candrawathi sebagai seorang nyonya jenderal.
Baca Juga: Fakta Baru: Tidak Ada Pelecehan Putri Candrawathi, Refly Harun: Motif Membunuh Brigadir J?
"Jadi bagaimana dia (Ferdy Sambo) akan fight back saya pikir dia harus jaga citranya tuh yang harus dia jaga bagaimana dia (PC) tidak ditahan, tidak pakai baju tersangka. Tetap pakai baju bagus, tas bagus, dengan tidak mau disamakan dengan tahanan tersangka lain," beber Irma.
Kedua lanjut Irma, meringankan hukuman. Maka narasi-narasi yang dibuat oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan itu untuk meringankan hukuman, menarik simpati dan empati dari masyarakat seolah-olah korban. Padahal dia pelaku. Jadi playing victim.
"Ya sudahlah, kami memang pembunuh, penjahat yang melakukan penghilangan barang bukti, kami merekayasa, tapi jangan lupa loh, ini korban loh istri saya, nah supaya publik percaya," kata Irma.
Baca Juga: Istri Polisi Ungkap Dugaan Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Suami Dipecat, Begini Komentar Refly Harun
Masalahnya jelas Irma, empati dan simpati yang diharapkan itu tak kunjung datang. Karena masyarakat sudah pandai dan memiliki nalar yang kritis bahwa orang yang sekali berbohong itu akan tetap berbohong.
"Saya pikir gini, kalau ada orang yang tega membunuh, maka membohong itu nggak ada apa-apanya," tukasnya.
Selanjutnya kata Irma, hal yang ketiga paling penting yakni mempertahankan jaringan, network apa yang dia (Ferdy Sambo) sudah bangun selama menjadi Ketua Satgas Merah Putih.
"Bisa jadi poin ketiga ini yang maha penting, ini bisa menjadi alasan yang sesungguhnya daripada pembunuhan dan pembohongan publik," pungkasnya.
Diketahui, Putri Candrawathi yang merupakan salah satu dari lima tersangka pembunuhan Brigadir J hingga saat ini tak ditahan.
Istri Ferdy Sambo itupun meski statusnya tersangka dalam kasus pembunuhan berencana namun juga tak mengenakan baju tahanan berwarna orange.
Putri Candrawathi tak ditahan dan pakai orange karena pertimbangan kemanusiaan lantaran anaknya yang masih balita.***
