"Namun, salah satu kendala terbesar adalah terkait bahan baku, data dan riset pengembangan/budidaya lontar, rantai pasok, dan ekosistem produksi yang belum optimal. Hal ini yang ingin kita atasi dalam FGD ini," sebut Hanna.
FGD juga berharap dapat menjadi jembatan komunikasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah dari desa, kecamatan, hingga kabupaten, Bank Indonesia NTT, Kadin NTT, Smesco Indonesia, Koalisi Ekonomi Membumi, serta Du Anyam dan komunitas yang didampinginya.***