Eksportir di Atambua Diduga Main Curang dengan Ngemplang Pajak

1 November 2022, 06:41 WIB
Ilustrasi Pajak. Para pelaku usaha eksportir barang diduga mengemplang pajak untuk meraih keuntungan besar dengan cara bermain curang /ANTARA

 


OkeNTT - Kegiatan ekspor barang ke Timor Leste diduga sarat praktek curang oleh pelaku ekspor.

Selain menyelundupkan barang yang disisip di antara barang ekspor dan juga menambah kuantitas barang di luar manifest, para pelaku eskpor juga disinyalir kuat ngemplang pajak untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya yang berdampak pada kerugian negara.

Mirisnya, praktik curang seperti informasi yang diperoleh media ini pada ahad Kamis 27 Oktober 2022, ditengarai diketahui pihak Bea Cukai Atambua dan selama ini terkesan dibiarkan saja.

Berdasarkan sumber informasi terpercaya yang diperoleh OkeNTT.Pikiran Rakyat, para pelaku eksportir ternyata tidak hanya diduga melakukan penyelundupan barang dengan menyisipkan barang selundupan di tengah barang ekspor.

Baca Juga: Penyelundupan Barang Berkedok Ekspor Melalui PLBN Motaain Jadi Tontonan Bea Cukai

Lebih dari itu, para pelaku eksportir juga diduga mengamplang pajak dengan tujuan meraup keuntungan dimana modal yang dikeluarkan menjadi lebih kecil.

Disampaikan sumber informasi media ini bahwa, praktik ini leluasa dilakukan karena di pintu PLBN Motaain perbatasan RI-RDTL tidak ada pengawasan yang ketat dari petugas Bea Cukai Atambua.

"Saya bayar pajak ril tapi yang lain banyak bermain karena tidak dikontrol. Saya bayat pajak utuh karena restitusi pajak 11% jadi mau tidak mau saya harus input harga yang sebenarnya," jelas pengusaha ekspor itu meminta identitasnya tidak dipublikasi.

"Contohnya produk teh pucuk harganya Rp100 ribu saya harus input Rp.111 ribu karena saya harus restitusi 11% yaitu Rp11 ribu sedangkan yang lain akan bermain harga misalnya mereka isi Rp30 ribu per dos supaya dia bayar pajaknya kecil," lanjutnya menjelaskan modus pengamplangan pajak para eksportir di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste yang selama ini dipraktikan.

Baca Juga: Bea Cukai Atambua Buka Mulut Soal Tudingan Hanya Menonton Penyelundupan Berkedok Ekspor

Untuk mengetahui praktik pengeplangan pajak, katanya tinggal memeriksa PEP eksportir dan melakukan pembandingan harga di Timor Leste.

Akibat dari praktik pengemplangan pajak yang dilakukan sejumlah eksportir menyebabkan harga pasar du Timor Leste kacau yang berdampak pada persaingan tidak sehat antara sesama eksportir.

"Misalnya hari ini dia(eksportir/red) masuk ke Timor Leste membawa barang senilai Rp100 juta, eksportir bisa buat jadi Rp30 juta saja jadi akhirnya yang terbayar hanya 6,5 persen dari Rp30 juta dimana pajak Timor Leste 6% dan pajak di Indonedia 0,5 persen. Seharunya dia bayar 6,5% dari Rp100 juta," ungkap sumber itu.

Dengan melakukan praktik pengemplangan pajak, lanjutnya menjelaskan, modal yang dikeluarkan para eksportir menjadi lebih kecil dari yang seharusnya.

Baca Juga: Heroik, Gubernur NTT Terjun ke Banjir Selamatkan Warga Terseret

Soal indikasi adanya praktik mengemplang pajak oleh para ekspirtir, Bea Cukai Atambua, melalui Kabag Humas, Bendito Menez mengatakan bahwa pemberitahuan pabean disampaikan secara self assessment. Artinya, eksportir mengisi dan melaporkan sendiri baik jenis barang, jumlah barang dan nilai barangnya.

Pejabat Bea dan Cukai, jelas Bendito hanya akan melakukan penelitian atas barang Ekspor yang terdapat pungutan negara baik berupa Bea Keluar maupun Pungutan lain misalnya pungutan Dana sawit.

"Perlu dipahami bahwa atas barang ekspor secara umum tidak ada pungutan negara baik itu Bea keluar maupun pajak. Kecuali atas komoditas tertentu yang terkena Bea Keluar misalnya biji kakao, Mineral tambang, CPO dan turunannya, kayu dan kulit,"jelas Bendito saat dikonfirmasi pada Senin, 31 Oktober 2022.

Dijelaskan bahwa apabila terdapat indikasi nilai barang yang terlalu rendah yang mengakibatkan harga pasar di Timor Leste menjadi kacau, tentu menjadi tugas dari otoritas kepabeanan Timor Leste untuk memastikannya dan bukan menjadi tugas Bea Cukai Atambua.***

 

Editor: Marcel Manek

Tags

Terkini

Terpopuler