Kades Duarato Minta Balai Jalan Tidak Abaikan Rumah Warga yang Tertimbun Longsor Jalan Sabuk Merah

26 Maret 2022, 13:45 WIB
Rumah warga desa Duarato, di perbatasan RI-RDTl yang hanyut tertimpa longsor jalan sabuk merah /Marcel Manek/OkeNTT

OkeNTT - Kepala Desa Duarato kecamatan Lamaknen, kabupaten Belu, propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)  Gregorius Mau Bere meminta agar Balai Jalan Nasional (BJN) Kementerian PUPR tidak mengabaikan rumah warga yang hanyut tertimpa longsor jalan Sabuk Merah di perbatasan RI-RDTL.

Gregorius mengatakan bahwa longsor yang terjadi di beberapa titik dan menyebabkan dua rumah milik warga rusak diakibatkan karena Satker Jalan Raya bekerja tanpa memperhatikan aspek keselamatan warga.

Kepada media ini, Gregorius mengakui bahwa longsor yang terjadi karena pembuangan air dan drainase jalan sabuk merah yang tidak memadai.

Baca Juga: Bahu Jalan Sabuk Merah Perbatasan RI-RDTL Nyaris AmbrukBaca Juga: Bahu Jalan Sabuk Merah Perbatasan RI-RDTL Nyaris Ambruk

Tidak hanya itu, pada beberapa titik yang dicutting tidak dipasang penahan atau beronjong sehingga saat hujan menyebabkan  tahan mudah longsor.

“Kami berharap rumah-rumah yang ada pohon tebing akibat tanahnya digusur sebaiknya dibangun tembok penahan agar tidak terjadi longsor lagi,” keluh Gregorius.

Gregorius mengakui bahwa longsor yang terjadi di beberapa titik di wilayahnya disebabkan penggunaan alat berat yang getarannya sangat kencang dan tidak ada upaya pencegahan setelah kontraktor kerja jalan Sabuk Merah.

Sejak terjadi longsor, kami sudah lapor tapi sampai sekarang sama sekali belum ada tanggapan. Ini kalau dibiarkan terus nanti saat hujan bisa saja terjadi longsor lebih parah.

"Kalau kontraktor dan Kementerian ada hati, mereka bisa bantu kami menyediakan material, biar pemerintah desa dan masyarakat yang kerja perbaiki rumah warga yang ambruk,"ujar Gregorius saat diwawancarai media ini, Rabu 23 Maret 2022.

Baca Juga: Rumah Warga Perbatasan RI-RDTL Hanyut Tertimpa Longsor Jalan Sabuk Merah

Penanggungjawab Balain Jalan Nasional PPK 2.5 NTT  Zulkifli Arif yang dikonfirmasi secera terpisah menyampaikan bahwa pihaknya saat ini hanya memasang safety line pada badan jalan yang ambruk.

Ditanyai mengenai apakah akan ada upaya bantuan dari Balai Jalan atau dari pihak ketiga yang mengerjakan jalan itu, Zulkifli mengakui bahwa dirinya belum mendapat petunjuk dari atasan

“Sejauh ini saya belum ada arah terkait itu,”jawab Zulkifli saat dikonfirmasi pada Kamis pekan lalu.

Sebelumnya diberitakan, rumah Yunita Soik, warga desa Duarato, kecamatan Lamaknen hanyut tertimpa longsor jalan Sabuk Merah di perbatasan RI-RDTL. Ini merpakan musibah yang kedua kalinya yang dialami warga Duarato akibat dari pekerjaan jalan sabuk merah yang terkesan mengabaikan keselamatan warga.

Baca Juga: Sepekan Lumpuh, Jalur Sabuk Merah Sudah Bisa Dilalui

Yunita menuturkan, keluarganya tidak memiliki lahan lagi untuk pindah, kecuali Balai Jalan Nasional membangun penahan jalan maupun drainase. Sehingga ketika musim hujan dan longsor rumah mereka tetap aman.

"Seharusnya tidak terjadi longsor, karena tahun lalu, kontraktor pelaksana jalan ini menggali drainase sekaligus penahan jalan. Tetapi sehabis digali, kontraktor pelaksana jalan ini tidak mengerjakan drainase ini melainkan menumpuknya kembali dan dampaknya rumah kami harus terbawa longsor", ujar Yunita saat ditemui di Duarato pada 8 Maret 2022 lalu.*** 

Editor: Marcel Manek

Tags

Terkini

Terpopuler