Apa Kabar Dana Seroja di Belu?

5 Maret 2022, 14:02 WIB
Rumah warga kecamatan Raimanuk, kabupaten Belu yang hancur dihantam badai Seroja pada tahun 2021 lalu /Marcel Manek

 

OkeNTT - Sebentar lagi, usia badai seroja akan ‘berulang tahun’. Saat badai seroja menghantam tahun 2021 lalu, terdapat 36 rumah di kabupaten Belu yang rusak total akibat dihantam angin dan banjir.

Akibat rusak total, warga harus kehilangan tempat tinggal. Ada yang terpakasa membangun gubuk seadanya untuk tinggal, sementara ada yang terpaksa harus tinggal nunut bersama sanak saudara.

Para korban bencana badai Seroja di desa Tasain dan desa Leuntolu, kecamatan Raimanuk kabupaten Belu ini sudah didata sejak tahun lalu. Pemerintah pusat menganggarkan bantuan untuk membantu masyarakat yang kehilangan tempat tinggal.

Namun demikian, meski  dana bantuan bagi korban badai Seroja telah masuk di rekening khusus BPBD Kabupaten Belu sejak tanggal 31 Desember 2021 lalu, namun  hingga Maret 2022, Pemkab Belu belum melakukan tindak lanjut untuk mencaikan dana tersebut guna membangun rumah bagi masyarakat yang kehilangan rumah.

Baca Juga: Ruas Jalan Lurasik-Manufui Rusak Parah, Masyarakat Harus  Terus Telan Pil Pahit

Belum mendapat bantuan badai Seroja, para korban badai seroja kembali tertimpa bencana banjir beberapa waktu lalul akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu. 

Kepala Desa Tasain, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Amandus Koemesak mengatakan, BPBD Belu sebenarnya ingin sosialisasi bantuan seroja namun, terkendala akibat banjir. 

"Tujuan sosialisasi itu untuk validasi status kerusakan, keberadaan orang yang terdampak. Apakah sudah pindah atau meninggal supaya jangan salah," kata Amandus saat ditemui awak media ini Kamis petang 3 Maret 2022.

Kendala lain yang dihadapi adalah material juga belum bisa diangkut karena masih banjir. Khusus Desa Tasain telah ada pembebasan lahan supaya warga yang tinggal di bantaran kali Motamaru bisa terhindar dari banjir.

Baca Juga: Empat Tips Supaya Aglonema Tumbuh Subur

"Warga desa Tasain yang mau direlokasi sebanyak 15 kepala keluarga," ujarnya. 

Dia mengatakan, bantuan belum terealisasi sehingga banyak warga yang berusaha swadaya untuk merenovasi rumah mereka semampu mereka.

Amandus mengatakan, total rumah yang hanyut terbawa banjir saat badai Seroja di Desa Tasain sebanyak 6 unit. Sedangkan, rumah yang rusak sedang sebanyak 3 unit dan rusak ringan 2 unit.

Anggota DPRD Kabupaten Belu Fraksi Golkar, Theodorus Manek mengatakan seharusnya rumah bagi korban badai Seroja segera dibangun.

Sebab, anggaran sudah ada dan ada korban yang tidak memiliki rumah karena rumah mereka hanyut terbawa banjir.

Baca Juga: Kabar dari Ukraina: Lindungi Pembangkit Nuklir, Dua Warga Sipil Ukraina Tertembak

"Sampai saat ini, kan masih ada korban yang rumahnya hanyut masih menumpang di rumah keluarga sehingga ini harus menjadi skala prioritas," katanya. 

Theo mengatakan, ini menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten Belu untuk melakukan pengawalan dan pengawasan terhadap pembangunan rumah warga yang terdampak badai Seroja.

"Itu kita harapkan dalam waktu dekat tidak terlalu lama. Sehingga masyarakat korban badai Seroja bisa menikmati rumah yang menjadi hak mereka atas bantuan pemerintah pusat itu," ujarnya.

"Anggaran tersebut sudah parkir di rekening khusus BPBD Belu sejak 31 Desember 2021, maka tindak lanjut sudah harus dilaksanakan. Supaya korban penerima manfaat rumah itu mendapat kepastian,”tegas Theodorus.

Ia meminta agar jangan sampai terkesan anggaran bantuan bagi masyarakat dibekukan di rekening khusus BPBD Belu.***

 

 

Editor: Marcel Manek

Tags

Terkini

Terpopuler