OkeNTT - Paus Fransiskus memimpin kebaktian Jumat Agung di Vatikan di bawah bayang-bayang perang di Ukraina.
Pemimpin Gereja Katolik Roma berusia 85 tahun itu berjalan di lorong utama Basilika Santo Petrus dengan timpang, karena menderita sakit di lutut dan kakinya.
Paus nampak tidak bersujud di atas lantai marmer seperti yang biasa dia lakukan pada kebaktian serupa sebelumnya. Dia hanya berdiri beberapa menit dengan kepala menunduk.
Baca Juga: Ukraina Menenggelamkan Sebuah Kapal Angkatan Laut Milik Rusia
Paus Fransiskus lalu duduk, sementara paduan suara menyanyikan Gospel yang mengisahkan peristiwa sejak Yesus Kristus ditangkap hingga pemakamannya.
Kebaktian Jumat Agung itu menjadi salah satu dari sedikit prosesi di mana Paus tidak menyampaikan homili, yang pelaksanaannya diserahkan kepada pengkhotbah rumah tangga kepausan, Kardinal Raniero Cantalamessa.
"Tahun ini kita merayakan Paskah tidak dengan suara lonceng yang menggembirakan, tapi dengan kebisingan suara bom dan ledakan tak jauh dari sini," kata Kardinal Raneiro merujuk pada perang di Ukraina.
Baca Juga: Presiden Minta KPU dan Bawaslu Tancap Gas Siapkan Pemilu dan Pilkada 2024
Menyitir seruan damai Injil "Menempa pedangmu menjadi mata bajak dan tombakmu menjadi sabit", Raneiro berbicara tentang mengubah "rudal menjadi pabrik dan rumah".