OkeNTT - Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) mengirim dua orang psikolog dan satu orang pendamping hukum untuk fokus membantu 6 orang anak yang menjadi korban kekerasan seksual.
Dua orang psikolog dan satu orang pendamping hukum itu dikirim Majelis Sinode GMIT untuk fokus membantu 6 orang anak yang menjadi korban kekerasan seksual oleh salah seorang Pendeta inisial SAS di Kabupaten Alor, Provinsi NTT.
Hal ini disampaikan Ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Merry Kolimon dalam keterangan pers seperti dilansir Antara Sabtu, 10 September 2022 siang.
Baca Juga: Ferdy Sambo Bantah Pengakuan Bharada E yang Sebut Dirinya Penembak Terakhir Brigadir J
"Saat ini kami dari Majelis Sinode GMIT lebih fokus untuk memberikan pendampingan psikologis kepada para korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh SAS," katanya.
Merry mengatakan dua psikolog dan satu pendamping hukum yang dikirim ke Kabupaten Alor untuk membantu enam anak berusia 13 sampai 15 tahun yang menjadi korban kekerasan seksual seorang calon pendeta.
Majelis Sinode GMIT kata Merry, menghormati hak korban dan orang tua korban untuk menempuh jalur hukum dan akan mengawal proses hukum dalam penanganan perkara kekerasan seksual tersebut.
Merry juga mengatakan bahwa gereja tidak akan menghalang-halangi proses hukum terhadap SAS yang telah melakukan perbuatan tak sepatutnya dilakukan oleh seorang calon pendeta.