Netizen ke Oknum Polisi Larang Wartawan Liput Rekonstruksi Kasus Penkase: Helooooo Tidak Lucu Pak

21 Desember 2021, 21:19 WIB
Tangkapan layar unggahan akun Purga Ledoh /Facebook/Purga Ledoh

OkeNTT - Tindakan oknum Polisi (Polda) NTT yang melarang dan mengancam sita hp wartawan sedang meliput rekonstruksi kasus pembunuhan sadis terhadap ibu muda Astrid Manafe (30) dan anaknya Lael Maccabe (1) mendapat sorontan dari netizen di seantero Flobamora.

Sorotan netizen terhadap tindakan oknum Polisi itu diketahui dari unggahan dan komentar di sejumlah grup facebook saat dan pasca rekonstruksi yang diperankan tersangka RB alias Randy hari ini, Selasa 21 Desember 2021.

Dilihat Oke NTT, akun Mrb Rllk Tamu Ina mengomentari sinis bahwa tindakan oknum polisi tersebut tidak lucu.

Baca Juga: Minta Dibantu Gali Kubur, Teganya Randy Sebut Buat Orang Gila dan Anjing

Ia meminta Polisi untuk fokus mengurus kasus pembunuhan yang dilakukan secara keji oleh pelaku terhadap kedua korban.

"Bilangx mau ambil hp klo ketauawan merekam
Helooo tdk lucu pak
Tugas mu mengurus itu masalah
Bukan mau urus yg recam dll
Parahhhh," ketusnya di unggahan Akun Purga Ledoh yang membagikan video youtube Pos Kupang tentang 'Oknum Polisi Larang dan Sita Hp' di Grup Forum Kota Kupang.

Selain akun Mrb Rllk Tamu Ina, komentar sorotan juga datang dari pengguna akun lainnya. Simak sejumlah komentar yang di rangkum Oke NTT dari ratusan komentar di bawah ini;

"Tinus na bsong ksi los org siaran langsung...RB na larang2 ada apa gerangan..?," tulis akun Adriana Salang.

"Asli e randi talalu batu mangan, rekonstruksi sa sampe kota kupang hebo ni luar biasa e, semoga Tuhan son tidor , untuk semua ingat te bapa tua ada keker basong dr atas," bilang akun Lani Anthena Lani Anthena.

Baca Juga: Oknum Polisi Larang dan Perintah Ambil HP Wartawan yang Rekam Proses Rekonstruksi

"Kenapa di larang...ada apa..???
Dr pemikiran awam...kalau secara tdk langsung kasus ini sangat di lindungi ya...?? Sedangkan kasus ini kasus pembunuhan yg tidk bermohal dan berpri kemanusiaan begini koh..di lindungi....???
Jalankan tugas mu pak pol....jngn urus masa yg tidk buat onar , kau urus dulu pelaku yg suda buat kasus itu biar jelas.....," tulis akun Sultan.

"Ikuti dari kemarin ketika aksi lintas aliansi dan jawaban non substantif dari humas polda menambah mirisnya penanganan kasus ini...tambah lagi rekons hari ini yg terkesan penuh drama dan larangan peliputan oleh polisi maka lengkaplah sudah litani kebobrokan dlm institusi polda ntt...maju trus buat kejanggalan biar makin viral dan dipercaya oleh masy NTT....," tulis akun Brembo.

"Dia blum sita te dia su viral????????????dia blum tau netisen ntt smngat basdra smua b yakin Tuhan pasti bongkar smua dngn cara apa menutupi, ttp trbongkr," tulis akun Nofilian Feroati.

"Dalam perang sa tentara tdk bisa ganggu wartawan mereka dilindungi apalagi ini menyangkut hal yg hrs semua tau," tulis akun Sherly Elimanafe.

Hingga berita ini dirilis, unggahan akun Purga Ledoh itu sudah 150 komentar, 267 like dan 24 kali dibagikan.

Baca Juga: Tak Bisa Lihat Jalannya Rekonstruksi, Keluarga Astrid Manafe Protes

Diketahui, dalam proses rekonstruksi itu, seorang oknum polisi melarang wartawan Pos Kupang untuk merekam adegan rekonstruksi.

Dari video yang diunggah Pos Kupang, tampak oknum polisi tersebut mengenakan pakaian sipil kemeja putih lengan pendek dan identitas kepolisian.

Dia melarang jurnalis yang bersusaha mendokumentasikan rekonstruksi Randy di sebuah tempat kejadian perkara (TKP).

"Jangan merekam, kamu siapa? darimana?," tanya oknum polisi tersebut.

"Pos Kupang," jawab wartawan Pos Kupang.

Dia pun mengancam akan menyita Handphone ketika tidak mengindahkan perintahnya.

"Jangan merekam, tidak ada yang rekam-rekam ya, anggota dicek kalau rekam handphone ambil," perintahnya kepada seorang polisi. Wartawan Pos Kupang yang meliput langsung di TKP pun menurunkan handphonenya.

Di tempat lain, aksi serupa dilakukan seorang Polwan. Ia hampir merebut handphone milik warga yang merekam jalannya rekonstruksi kasus pembunuhan tersebut.

Baca Juga: Tersangka RB Dijerat Pasal Berlapis dengan Ancaman Hukuman Mati

Dari video yang beredar, tampak seorang Polwan marah-marah kepada warga perempuan yang merekam adegan rekonstruksi pria bejat Randy Badjideh.

"Saya omong kau tidak dengar? Tidak usah (rekam), kasih turun itu HP!," katanya kepada seorang warga sambil berupaya merebut HP.

Setelah meminta warga menurunkan HP agar tidak merekam adegan Randy menghabiskan nyawa dua korban secara mengenaskan itu, Polwan tersebut kembali ke barisan Polisi yang mengawal rekonstruksi.

Kedua oknum Polisi ini kemudian viral dan menjadi trending topik pembahasan netizen.***

Editor: Mariano Parada

Sumber: Facebook

Tags

Terkini

Terpopuler