Network
Di sisi lain, Taka menyebut, berjalan karnaval rohani dengan baik hari ini menunjukkan Pulau Sumba, NTT menjunjung tinggi toleransi.
"Soal toleransi saya tidak perlu basa-basi, hari ini menunjukan karnaval ini berjalan dengan baik tanpa ada halangan," sebutnya.
"Ini menunjukan toleransi umat beragama betul-betul ada dan tinggi, kalaupun ada salah itu hanya berbeda pendapat dan mendapatkan upaya penanganan agar tidak terjadi gesekan yang lebih besar," katanya menambahkan.
Sebelum acara puncak, ribuan masyarakat SBD berbondong-bondong meramaikan karnaval rohani perayaan HUT ke-143 injil masuk Pulau Sumba di stadion Galatama, Desa Radamata, Kecamatan Kota Tambolaka.
Masyarakat SBD, baik kalangan tua, muda hingga anak-anak tampak bersuka cita merayakan ulang tahun ke-143 injil masuk di Pulau Sumba pada tahun 1881 yang lalu. Setiap rombongan karnaval dipimpin langsung oleh para pendeta, vicaris, guru injil maupun majelis jemaat masing-masing gereja.
Arak-arakan karnaval rohani yang terdiri dari rombongan jalan kaki, sepeda motor dan kendaraan hias roda empat dimulai dari lapangan SDM Weekaburu Tawo Rara dan berakhir di stadion Galatama yang disambut oleh Bupati dan Wakil Bupati SBD, dr Kornelius Kodi Mete dan Marthen Christian Taka.
Perayaan ulang tahun injil masuk Pulau Sumba yang baru pertama kali dilakukan ini tampak meriah dan penuh sukacita serta berjalan aman, lancar dan damai berkat dukungan TNI/Polri yang turut serta mengamankan jalannya karnaval.
Dalam karnaval ini warga jemaat GKS Karuni mempertunjukan fragmen sejarah masuknya injil di Pulau Sumba pada tahun 1881 yang lalu dimana misionaris Belanda yang telah berlayar selama 3 bulan tiba di Pulau Sumba untuk mengabarkan injil.***
