Wamendagri Sedih dan Apresiasi Perjuangan AKBP Richo Mengubah Air Mata Warga Eks Timor Timur Menjadi Mata Air

- 18 Agustus 2023, 09:22 WIB
Wamendagri John Wempi Wetipo saat hadir bertatap muka dengan warga eks Timor Timur di lokasi sumur bor Haliwen
Wamendagri John Wempi Wetipo saat hadir bertatap muka dengan warga eks Timor Timur di lokasi sumur bor Haliwen /Mariano Parada/OkeNTT

OkeNTT - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), John Wempi Wetipo mengaku sedih dan mengapresiasi kisah perjuangan Kapolres Belu AKBP Richo Nataldo Devallas Simanjuntak yang telah mengubah air mata warga eks Timor Timur menjadi mata air di Kabupaten Belu.

Pengakuan Wamen John Wempi diungkapkanya saat bertatap muka dengan warga eks Timor Timur di Haliwen dan Fohomea, Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua, Kabupaten Belu yang berlangsung di lokasi sumur bor Haliwen, Kamis 17 Agustus 2023 siang.

"Jujur Saya sedih mendengar cerita dari Pak Kapolres. Beliau sangat luar biasa dengan ikhlas datang, meninggalkan semua jabatan hadir membantu rakyat yang butuh pertolongan. Kalau tidak ada pak Kapolres, tidak mungkin Saya hadir disini dan bertemu dengan saudara-saudara Saya yang telah berkomitmen bersama membela kedaulatan NKRI," kata Wamendagri.

Baca Juga: Begini Kata Wamendagri Soal Siapa Sosok Penjabat Gubernur NTT

Wamendagri mengapresiasi upaya nyata Kapolres Belu dalam berjuang tanpa pamrih memerdekakan masyarakat dari kegelapan dan kesulitan akan air bersih.

Ia menuturkan, kehadiran dirinya sebagai wujud perhatian negara dalam menampung keluh kesah masyarakat sebagai bahan masukan dalam menuntaskan persoalan yang dialami masyarakat.

"Kehadiran saya disini sebagai wujud perhatian negara makanya saya diajak Kapolres untuk melihat, mendegar keluhan dari bapak ibu dan apa yang bisa kita kerjakan, kita kerjakan. Setidaknya kehadiran saya disini dapat menuntaskan masalah yang dihadapi bapak ibu sekalian," tuturnya.

Baca Juga: Wamendagri Dijadwalkan Pimpin Upacara HUT RI ke 78 di Belu Perbatasan RI-Timor Leste

Wamen John Wempi pada kesempatan itu meminta dukungan Kapolres Belu, camat dan lurah Manumutin untuk mendata apa yang menjadi keluhan masyarakat yang nantinya dapat dijadikan dasar oleh pemerintah dalam memperjuangkan hak dan kebutuhan masyarakat.

"Terkait penerangan, nanti kita bantu Kapolres yang tanpa uang bisa membantu sebagian masyarakat mendapatkan listrik dan itu sangat luar biasa. Jadi nanti yang belum dapat penerangan akan kita usahakan sehingga seluruh masyarakat bisa merdeka dari kegelapan," kata Wamendagri.

Wamendagri sekali lagi mengapresiasi Kapolres Belu yang telah berjuang terkait keluhan air untuk masyarakat di 5 titik.

Baca Juga: Konser CBP Rupiah: Bupati Sebut Pelaku UMKM Menikmati, Justy Aldrin Bikin Galau Ribuan Warga Belu

"Kalau saya dapat info lebih cepat mungkin kita akan usahakan lebih dari itu tapi sayangnya saya baru dapat info dari Kapolres tadi malam. Saya minta Camat dan Lurah, nanti tolong input data semua, bersurat kepada kementerian PUPR tembusan ke Kemendagri sehingga kami bisa ikut mengawal prosesnya sehingga apa yang diharapkan bapak ibu dapat terwujud," katanya.

Sebelumnya, Kapolres Belu menuturkan, kehadiran sumur bor untuk warga Haliwen yang selama 24 tahun tidak mendapatkan air bersih, terpenuhi setelah mendengar keluh kesah warga saat program jumat curhat yang dilaksanakan di lokasi tersebut.

"Saya melakukan semua itu baru menjabat selama satu bulan. Saat jumat curhat, masyarakat menceritakan kesulitan mereka kepada saya, dan saya melakukan semua itu atas nama kemanusiaan,” ungkap AKBP Richo.

Baca Juga: Wujudkan Atambua Kota Beriman, Bunda Freny dan Rinawati Kembali Hadirkan 3 Icon Baru

Saat jumat curhat jelas Kapolres banyak warga Haliwen yang menangis karena selama 24 tahun kesulitan air bersih.

"Saya secara pribadi melihat para orang tua, bapak, mama di sini menangis saat bertemu dengan saya. Puji tuhan, untuk air dalam waktu dua minggu kita mendapatkan komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat. kami dibantu lima titik untuk pengeboran bapak. Dan apa yang saya lakukan untuk masyarakat terutama melepaskan semua atribut Saya hanya semata-mata bekerja untuk masyarakat," cerita Kapolres Belu.

Kapolres Belu lebih lanjut mengatakan, kenyataan pahit yang dialami warga Haliwen juga dirasakan oleh warga Fohomea yang 15 tahun hidup dengan akses jalan yang rusak, tidak ada listrik serta susahnya mendapatkan air bersih.

Baca Juga: Kapolres Belu Wujudkan Kerinduan Warga Fohomea yang 15 Tahun Tanpa Listrik dan Air Bersih

"Saat kami berkunjung disana (Fohomea) dalam program pak Kapolri jumat curhat, Kami melihat warga belum merdeka dari kegelapan dan susahnya mendapatkan air bersih. Saya lihat dengan mata telanjang bahwa anak-anak sekolah belajar menggunakan lentera. Bahkan yang sangat menyedihkan, melihat seorang ibu yang menggendong anaknya berjalan ditengah kegelapan dengan bermodalkan senter handphone. Dimana senter handphone ini mati maka mereka berjalan pelan-pelan. Lebih lucu lagi, ketika baterai handphone habis maka mereka pergi ke desa tetangga untuk chas, dan sekali chas bayar Rp.2 ribu rupiah,” pintanya.

Dari kenyataan tersebut lanjut Kapolres Belu, dirinya berkomitmen kepada masyarakat Fohomea dan Haliwen bahwa sebelum tanggal 17 Agustus, air akan terpenuhi dan listrik akan menerangi kehidupan mereka sepanjang hari.

”Semua yang terjadi itu karena saya menanggalkan atribut saya, karena saya adalah orang sederhana, orang yang penuh keterbatasan, orang yang mau merasakan kesulitan masyarakat, dan saya tidak mau berpesta pora diatas penderitaan masyarakat,” pungkasnya.***

Editor: Mariano Parada


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini