Network
Menurut Irma, deal Ferdy Sambo adalah Putri Sambo (Putri Candrawathi) tidak boleh pakai baju orange.
"Makanya lucu, Roslin Simanjuntak bilang ini gimana sih, rekonstruksi kayak mau kondangan, pakai tas bagus, baju bagus seolah-olah itu bukan tersangka. Dan itu penting loh. Makanya Mahfud MD bilang ini luar biasa ini kuasanya Kaisar Sambo," katanya.
Selain itu lanjut Irma, Ferdy Sambo juga disebutkan membangun pencitraan sebagai bagian penting
bahwa tetap terjaga harkat dan martabat Putri Candrawathi sebagai seorang nyonya jenderal.
Baca Juga: Fakta Baru: Tidak Ada Pelecehan Putri Candrawathi, Refly Harun: Motif Membunuh Brigadir J?
"Jadi bagaimana dia (Ferdy Sambo) akan fight back saya pikir dia harus jaga citranya tuh yang harus dia jaga bagaimana dia (PC) tidak ditahan, tidak pakai baju tersangka. Tetap pakai baju bagus, tas bagus, dengan tidak mau disamakan dengan tahanan tersangka lain," beber Irma.
Kedua lanjut Irma, meringankan hukuman. Maka narasi-narasi yang dibuat oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan itu untuk meringankan hukuman, menarik simpati dan empati dari masyarakat seolah-olah korban. Padahal dia pelaku. Jadi playing victim.
"Ya sudahlah, kami memang pembunuh, penjahat yang melakukan penghilangan barang bukti, kami merekayasa, tapi jangan lupa loh, ini korban loh istri saya, nah supaya publik percaya," kata Irma.
Baca Juga: Istri Polisi Ungkap Dugaan Ferdy Sambo Bunuh Brigadir J, Suami Dipecat, Begini Komentar Refly Harun
Masalahnya jelas Irma, empati dan simpati yang diharapkan itu tak kunjung datang. Karena masyarakat sudah pandai dan memiliki nalar yang kritis bahwa orang yang sekali berbohong itu akan tetap berbohong.
"Saya pikir gini, kalau ada orang yang tega membunuh, maka membohong itu nggak ada apa-apanya," tukasnya.
