BNPT Latih Santri Lawan Narasi Radikal di Dunia Maya

- 18 Juni 2022, 15:57 WIB
Deputi Bidng Perlindungan dan Radikalisme BNPT Mayor Jendral TNI Nisan Setiadi
Deputi Bidng Perlindungan dan Radikalisme BNPT Mayor Jendral TNI Nisan Setiadi /Humas BNPT/OkeNTT

OkeNTT - Untuk melawan narasi intoleran, radikal, dan terorisme di dunia maya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melatih para santri dari puluhan pesantren di Jawa Timur.

"Generasi muda dari kalangan pesantren harus mengambil panggung dan berani mengambil ruang dalam kontestasi narasi di dunia digital," ujar Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal TNI Nisan Setiadi dalam keterangannya, di Jakarta, Sabtu 18 Juni 2022 seperti dikutip dari Antara..

Para santri diharapkan agar menerapkan ilmu keagaman yang diperoleh selama proses belajar di Pesantren untuk mejernihkan persoalan yang dibuat keruh oleh para teroris.
Baca Juga: Dukung Pengembangan UMKM, Kadin NTT Kirim Rombongan Moge Ikut Pameran di Timor Lesta
Santri milenial diharapkan tidak hanya memahami substansi keagamaan, tetapi juga mampu menjawab tantangan kekinian dalam teknologi dan informasi.

Hal ini tidak terlepas dari modus penyebaran radikalisme baru yang dilakukan melalui dunia maya.
 
Pelatihan berlangsung di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 14-17 Juni 2022 yang diikuti oleh para santri dari puluhan pesantren. Pelatihan dan workshop tersebut bertema “Melalui Bidang Agama dan Multimedia dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme”.

Dalam pelatihan ini, santri dilatih melakukan analisis dan literasi media sosial, pembuatan narasi perdamaian melawan propaganda radikalisme, pengelolaan dan pembuatan website, desain komunikasi visual, serta pembuatan video.

Baca Juga: Diduga Tabung Gas Meledak, Rumah Warga Belu Nyaris Ludes Dilahap Api

Melalui pelatihan ini, para santri diharapkan dapat mengisi ruang publik di dunia maya dengan konten bernilai Islam yang Rahmatan Lil Alamin (Islam sebagai rahmat semesta alam) dan Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air bagian dari iman).

Nisan Setiadi menjelaskan paham intoleran, radikalisme, dan terorisme terus meningkat melalui narasi propaganda, provokasi dan hasutan bernada intoleran, segregasi, dan nilai yang bertentangan dengan semangat kebangsaan. Narasi tersebut membenturkan nilai agama dengan nilai-nilai kebangsaan untuk mempengaruhi generasi muda.

Baca Juga: Diundur ke Bulan Setember 2022, Uskup Agung Kupang Beri Dukungan Anggaran Rp300 Juta untuk Pesparani Propinsi

"Makanya, kalangan santri harus mempunyai kecakapan digital sebagai senjata dalam melawan narasi-narasi keagamaan yang kerap dieksploitasi dan dimanipulasi untuk kepentingan politik yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini," ujar Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT ini pula.

Para santri telah membuat website dan media sosial bernama Santri Keren Indonesia. Secara operasional, website dan media sosial Santri Keren Indonesia akan terus bersinergi dan didukung oleh BNPT dalam memproduksi konten.***
 

 

Editor: Marcel Manek

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah