Korban Erupsi Gunung Semeru: Meninggal Bertambah jadi 34 Orang, 17 Orang Hilang

8 Desember 2021, 07:02 WIB
Jembatan Besuk Koboan atau biasa disebut Gladak Perak di Candipuro, Lumajang, Jawa Timur penghubung jalur Lumajang-Malang putus akibat diterjang lahar dingin usai gunung Semeru meletus /Antara

OkeNTT - Gunung Semeru erupsi dengan disertai panas guguran dan hujan abu vulkanik yang cukup tebal pada Sabtu, 4 Desember 2021 sore.

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D mengatakan jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 34 orang, jumlah warga yang masih dinyatakan hilang sebanyak 17 orang.

"Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa," kata Abdul dalam rilis resmi, Selasa 7 Desember 2021.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Langsung Lokasi dan Warga Terdampak Erupsi Semeru

Penanganan darurat paska awan panas guguran Gunung Semeru masih berlangsung pada hari keempat. Bencana letusan tidak hanya berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan kerusakan, tetapi juga warga yang mengungsi akibat rusaknya tempat tinggal akibat material vulkanik.

Data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada hari Selasa, 7 Desember 2021 pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa.

"Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa," ujarnya.

Abdul menuturkan, sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 45 jiwa.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi: Korban Meninggal Bertambah Menjadi 15 Orang, 27 Orang Hilang

Selain dampak korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. Pihak pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan. Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit.

Sementara itu lanjut Abdul, Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55-125 detik. Di samping itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi 7 kali gempa guguran dengan durasi 50-120 detik.

Terkait dengan rekomendasi PVMBG terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru pihaknya mengimbau;

Pertama, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Selanjutnya, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Kedua, masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

Ketiga, masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Keempat, masyarakat perlu mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Hal tersebut mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.***

Editor: Mariano Parada

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler