Tak hanya itu, letusan yang terjadi juga disertai dengan dengan gemuruh dan dentuman yang sedang hingga kuat.
Hal tersebut tentu mengakibatkan gempa di sekitar pemukiman di bawah kaki Gunung Api Ile Lewotok.
Diketahui, gempa terjadi selama 34-129 detik.
“Tremor menerus (Microtrenir) terekam dengan amplitude 0:5-1 mm (dominan 0.5 mm),” ucap Stanis Araikan, Sabtu, 2 Juli, 2022.
Baca Juga: Selama Setahun Terdapat 677 Kasus Kekerasan yang Dilakukan Polisi
Hingga berita ini diterbitkan, Gunung Api Ile Lewotok pun berstatus level III atau siaga.
Oleh karena itu, masyarakat dan para pengunujung di area sekitar dianjurkan untuk melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah, radius 3.5 km untuk sektor Tenggara, radius 4 km untuk sektor Timur dan Timur laut.
“Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jonotona agar selalu mewaspadai potensi ancaman guguran lava pijar dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok,” tutur Stanis Arakian, Sabtu, 2 Juli 2022.
Baca Juga: Lakmas NTT Kritisi Lambatnya Proses Tender Proyek di Lingkup Pemkab TTU
Terpisah, penjabat Bupati Lembata Marianus Jawa yang dihubungiawak media mengaku terus melakukan pemantauan.