OkeNTT - Kepala Desa Duarato kecamatan Lamaknen, kabupaten Belu, propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Gregorius Mau Bere meminta agar Balai Jalan Nasional (BJN) Kementerian PUPR tidak mengabaikan rumah warga yang hanyut tertimpa longsor jalan Sabuk Merah di perbatasan RI-RDTL.
Gregorius mengatakan bahwa longsor yang terjadi di beberapa titik dan menyebabkan dua rumah milik warga rusak diakibatkan karena Satker Jalan Raya bekerja tanpa memperhatikan aspek keselamatan warga.
Kepada media ini, Gregorius mengakui bahwa longsor yang terjadi karena pembuangan air dan drainase jalan sabuk merah yang tidak memadai.
Baca Juga: Bahu Jalan Sabuk Merah Perbatasan RI-RDTL Nyaris AmbrukBaca Juga: Bahu Jalan Sabuk Merah Perbatasan RI-RDTL Nyaris Ambruk
Tidak hanya itu, pada beberapa titik yang dicutting tidak dipasang penahan atau beronjong sehingga saat hujan menyebabkan tahan mudah longsor.
“Kami berharap rumah-rumah yang ada pohon tebing akibat tanahnya digusur sebaiknya dibangun tembok penahan agar tidak terjadi longsor lagi,” keluh Gregorius.
Gregorius mengakui bahwa longsor yang terjadi di beberapa titik di wilayahnya disebabkan penggunaan alat berat yang getarannya sangat kencang dan tidak ada upaya pencegahan setelah kontraktor kerja jalan Sabuk Merah.
Sejak terjadi longsor, kami sudah lapor tapi sampai sekarang sama sekali belum ada tanggapan. Ini kalau dibiarkan terus nanti saat hujan bisa saja terjadi longsor lebih parah.
"Kalau kontraktor dan Kementerian ada hati, mereka bisa bantu kami menyediakan material, biar pemerintah desa dan masyarakat yang kerja perbaiki rumah warga yang ambruk,"ujar Gregorius saat diwawancarai media ini, Rabu 23 Maret 2022.