Tak Ada Demo Sepanjang Sejarah Banjir Benenai Sejak Tahun 1939

- 27 Februari 2022, 06:17 WIB
Hironimus R. Y. Seran, pegiat dan mantan aktivis peduli bencana Kabupaten Malaka
Hironimus R. Y. Seran, pegiat dan mantan aktivis peduli bencana Kabupaten Malaka /Tim/OkeNTT

OkeNTT - Sepanjang sejarah kejadian banjir yang meluap dari Sungai Benenai sejak tahun 1939 hingga tahun 2022 tidak ditemukan adanya demonstrasi yang digelar.

Masyarakat zaman dulu dan sekarang mengetahui kiat-kiat menghadapi bencana banjir dengan meningkatkan kemampuan sesuai potensi dan kearifan lokal untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian tatkala menghadapi bencana banjir.

Demikian simpulan pendapat yang dikemukakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S. Sos dan Hironimus R. Y. Seran, pegiat dan mantan aktivis peduli bencana Kabupaten Malaka kepada wartawan, Sabtu 26 Februari 2022.

Baca Juga: Ditinjau Pimpinan DPRD Belu, Tembok Penahan Kali Tenukiik yang Ambruk Segera Diperbaiki

Ambrosius mengatakan ketahanan masyarakat dan evakuasi mandiri yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana. Jangan mengharapkan bantuan pemerintah untuk melakukan evakuasi. Pemerintah bertugas menentukan titik evakuasi.

"Yang terpenting adalah evakuasi mandiri," tandasnya.

Alasannya, kata Ambrosius sebanyak 93 persen masyarakat bisa selamat dari bencana, karena melakukan evaluasi mandiri. Tidak sampai satu persen warga yang selamat dari bencana atas pertolongan pemerintah. Karena itu, masyarakat perlu membangun ketahanan diri dan berusaha melakukan evakuasi mandiri.

Ambrosius mengimbau agar masyarakat hidup bersahabat dengan alam. Masyarakat perlu menjaga alam. Sehingga, alam bisa menjaga manusia.

Baca Juga: Bencana Melanda Sejumlah Daerah di Belu, DPRD Minta Pemerintah Tidak Berdiam Diri

Halaman:

Editor: Mariano Parada


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah