"Nanti sudah jalan, kita akan bikin juga. Ini akan jalan terus, toh kita punya dokter, alatnya ada, semuanya ada di sini. Sampaikan kepada masyarakat di manapun, tidak usah kuatir.
Apalagi di Belu, datang periksa tidak bayar, tes kumannya dan itulah dampak positif yang kita nikmati hari ini. Jadi kalau tim ini pulang, tidak usah takut karena kita punya kompetensi untuk itu, kita punya seluruh pendukung untuk memeriksa dan mengobati," pungkasnya.
Diketahui, tim peneliti yang akan meneliti lambung orang Timor di Kabupaten Belu itu diantaranya, Prof. DR, dr, H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Berikutnya, dr. Muhammad Miftahussurur, M.kes, SpPD-KGEH, Ph.D yang merupakan Wakil Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sekaligus Ketua Tim Helicobacter Pylori and Microbiota Study Group.
Baca Juga: STBM Award 2022 dari Menkes, Kampanye ODF Terus Digaungkan, Bupati Belu: Baru Satu dari Lima Pilar
Dr. Irine Normalina, S.Pi, M.Ked dari tim Helicobacter pylori and microbiota group Surabaya, juga dokter Camilia Metadea Aji Savitri yang merupakan tim penetili dar Jepang bersama Prof. Yoshio Yamaoka, MD.,Ph.D dari Oita University Jepang.
Selanjutnya, dokter Alida, SpPD, Ketua tim peneliti dari UNAIR bersama tim, Miss Meymey bersama tim dari China untuk pemeriksaan UBT (Urea Breath Test).
Selama melakukan penelitian, tim peneliti akan didampingi oleh dokter Rasco Sihombing, Sp.PD dari RSUD MGR. Gabriel Manek Atambua.***