OkeNTT - Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah sosok negarawan yang meningglakan banyak nilai kemanusiaan dan demokrasi yang hingga saat ini masih membekas di sanubari banyak orang, terutama yang mengenal dan pernah hidup bersama Gus Dur.
Sebagai Presien RI ke-4, Gus Dur hanya menjabat sekitar 20 bulan. Setelah itu, musuh-musuh politiknya mulai memanfaatkan kasus Bulloggate dan Bruneigate untuk menggoyang kepemimpinannya.
Situasi ini diperburuk hubungan yang tidak harmonis dengan TNI, Partai Golkar, dan elite politik lainnya. Gus Dur sendiri sempat mengeluarkan dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR.
Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memberhentikan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri.
Baca Juga: Golkar Bahas Strategi Pemenangan Pemilu 2024
Terhadap upaya menggulingkan Gus Dur dari jabatannya sebagai Presiden ke-4, banyak orang masih tidak rela bahkan mereka menyebut upaya menggulingkan Gus Dur dari kursi Presiden merupakan konspirasi jahat.
Belakangan, warga Nahdlatul Ulama (NU) khususnya, makin yakin bahwa Gus Dur diturunkan dari jabatan presiden melalui fitnah dan alasan yang dibuat-buat.
Melansir Indramayu Hits, dokumen-dokumen yang ditemukan Virdika Rizky Utama misalnya, menunjukkan sinyalemen konspirasi jahat terhadap Gus Dur. Data tersebut disusun menjadi buku yang berjudul Menjerat Gus Dur.
Perjuangan Gus Dur untuk melawan kesewenang-wenangan, praktik culas, penyelewengan uang negara, dan lainnya memang penuh dengan tantangan karena membuat banyak pihak gerah.