PR NTT - Kasus kematian Ibu Novianti Uba Soge dan anaknya di Rumah Sakit dr. Hendrikus Fernandez Larantuka, yang baru saja diresmikan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sungguh membawa duka yang mendalam bagi keluarga korban dan publik Flores Timur. Karena pelayanan buruk pihak rumah sakit, hingga mengakibatkan kematian Ibu dan anak saat bersalin.
Polemik ini pun terus bergulir dan berujung pada pelakasanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) Eksternal oleh pihak rumah sakit dan hasilnya yang telah diserahkan ke pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan Flores Timur, namun hasilnya tak kunjung diberitahukan ke publik. Akhirnya berujung pada aksi massa Cipayung yang datang ke Kantor Bupati Flores Timur Selasa siang tadi 16 April 2024 guna menyuarakan aspirasi dari masyarakat serta ingin bertemu dan berkomunikasi langsung dengan Penjabat Bupati Flores Timur.
Aksi Bakar Ban Massa Cipayung Flores Timur
Aksi massa aksi akhirnya berujung pembakaran ban mobil bekas di depan Kantor Bupati Flores Timur, hingga sempat ricuh dengan aparat keamanan baik Polisi maupun Pol-PP.
Baca Juga: Link Nonton Gratis BRI Liga 1 Bhayangkara FC vs Persik Kediri, Hanya di Vidio, Selasa 16 April 2024
Dalam hal ini para Orator menyampaikan bahwa, pembakaran ban merupakan tanda duka dan kekecewaan massa aksi, karena sudah 4 jam lebih mereka tidak ditemui oleh Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Rihi.
Terkait hal ini Ketua GMNI yang tergabung dalam Massa Aksi Cipayung Flores Timur, Yulius Ninu Badin menegaskan bahwa Cipayung Flotim secara konsisten mengambil sikap untuk mengawal kasus ini.
"Jika kedepannya tuntutan kami tidak diakomodir maka kami akan turun dengan jumlah yang lebih besar lagi, gerakan kami ini bentuk penyaluran aspirasi masyarakat, kami akan gelar aksi lebih besar lagi dan mendampingi keluarga untuk membuat laporan polisi jika tidak diindahkan beberapa poin penting," tegas Yulius Ninu Badin.
Baca Juga: Mengungkap Rahasia Keuangan Minimalis: Solusi Hemat untuk Kehidupan yang Berkelanjutan
Menurutnya rumah sakit adalah harapan satu-satunya pelayanan kesehatan untuk masyarakat, namun jika pelayanan buruk terus dibiarkan bukan tidak mungkin kita bisa jadi korban selanjutnya. Maka segera untuk memperbaiki layanan rumah sakit!