Serunya Menjelajahi Desa Koanara, Sebuah Warisan Budaya di Kaki Gunung Kelimutu

- 27 Juni 2024, 07:10 WIB
Serunya Menjelajahi Desa Koanara, Sebuah Warisan Budaya di Kaki Gunung Kelimutu
Serunya Menjelajahi Desa Koanara, Sebuah Warisan Budaya di Kaki Gunung Kelimutu /Doc. indonesiad.com

PR NTT - Halo, traveler! Kamu wajib banget kunjungi Desa Koanara jika ke Kelimutu! Desa ini punya keunikan yang bikin perjalananmu makin berkesan. Desa ini terletak di bawah kaki Gunung Kelimutu.

Terbagi menjadi tiga dusun dan berada di ketinggian 730 meter di atas permukaan laut, desa ini menawarkan iklim tropis yang sejuk dengan suhu harian antara 16°C hingga 29°C.

Mayoritas penduduknya berasal dari suku Lio yang terkenal ramah dan sebagian besar bekerja sebagai petani. Kamu bisa menikmati pemandangan kebun kopi, coklat, dan kemiri yang tersebar di lembah dan lereng gunung.

Baca Juga: Korinus Masneno Terima Dukungan Tunggal PSI untuk Pilkada Kabupaten Kupang

Selain kekayaan alamnya, Desa Koanara juga menawarkan wisata budaya yang memukau. Kampung Adat Koanara adalah jantung budaya desa ini, di mana rumah-rumah penduduk mengelilingi pelataran utama yang digunakan untuk ritus-ritus adat.

Jangan lewatkan juga Air Terjun Gurung Dao dan Gurung Buju yang segar, serta sumber air panas Pituada yang cocok untuk relaksasi.

Dan pastinya, Danau Kelimutu dengan tiga warna airnya yang misterius menjadi daya tarik utama yang tidak boleh dilewatkan. Berikut kita kupas apa saja pesona yang ada di desa ini.

1. Desa Koanara: Destinasi Sejarah dan Budaya

Desa Koanara, terletak di bawah kaki Gunung Kelimutu, adalah desa wisata yang menyimpan segudang sejarah dan budaya. Desa ini memiliki luas 633 hektar dan berada di ketinggian 730 meter di atas permukaan laut.

Desa ini terdiri dari tiga dusun: Dusun Koanara 1, Koanara 2, dan Dusun Watugana. Koanara memiliki iklim tropis dengan suhu harian berkisar antara 16°C hingga 29°C.

Baca Juga: Nikmati Keindahan Wisata Kota Kupang: Berikut 10 Destinasi Wisata Paling Populer

2. Pesona Alam dan Budaya Desa Koanara

Penduduk Koanara mayoritas dari suku Lio yang ramah dan santun. Kebanyakan penduduk bekerja sebagai petani dengan pertanian yang subur di lembah dan lereng gunung.

Tanaman seperti padi, jagung, ubi kayu, dan ubi talas tumbuh subur di sini. Tak ketinggalan, kebun kopi, coklat, dan kemiri seluas 206 hektar turut menghiasi desa ini.

Koanara tak hanya menawarkan keindahan alam tapi juga wisata budaya. Wisata alam yang populer di sini termasuk air terjun, gunung, danau, serta sumber air panas. Sementara itu, wisata budaya mencakup Kampung Adat yang memukau.

3. Air Terjun Gurung Dao dan Gurung Buju

Air Terjun Gurung Dao memiliki ketinggian sekitar 15 meter dan berjarak sekitar 100 meter dari jalan utama di desa Koanara.

Baca Juga: Mengenal Danau Rana Mese di Manggarai Timur, Ada Cerita Rakyat yang Menarik untuk Didengar

Untuk mencapainya, kamu harus menuruni bukit melalui jalan setapak dengan anak tangga dari beton. Dekat dengan air terjun ini, ada Air Terjun Gurung Buju yang memiliki ketinggian sekitar 7 meter.

Meski berdekatan, kedua air terjun ini memiliki sumber air yang berbeda. Air dari Gurung Dao berasal dari mata air pegunungan tanpa kandungan belerang, sedangkan air dari Gurung Buju mengandung belerang yang berasal dari Gunung Kelimutu.

4. Sumber Air Panas Pituada: Relaksasi di Alam Terbuka

Setelah menikmati air terjun, jangan lupa untuk singgah di sumber air panas Pituada. Terdapat dua kolam kecil yang dipisahkan untuk laki-laki dan perempuan. Kolam air hangat ini cocok untuk relaksasi setelah perjalanan panjang.

5. Kampung Adat Koanara: Warisan Leluhur yang Tetap Lestari

Kampung Adat Koanara adalah jantung budaya desa ini. Dikelilingi pagar batu, rumah-rumah penduduk membentuk lingkaran yang mengelilingi pelataran utama.

Baca Juga: Menjelajahi Keindahan Gunung Inerie, Gunung Berapi yang Dijuluki Sebagai Piramida Alam Flores

Di tengah-tengah pelataran, terdapat tiang batu dengan batu ceper di bawahnya yang digunakan untuk ritus-ritus adat.

6. Cara Menuju Desa Koanara

Untuk mencapai Desa Koanara, kamu bisa memulai perjalanan dari Kota Ende atau Kota Maumere.

Dari Ende, jarak tempuh sekitar 53 km dengan waktu sekitar 1,5 jam. Sementara dari Maumere, jarak tempuh sekitar 84 km dengan waktu sekitar 2,5 jam.

7. Danau Kelimutu: Misteri Tiga Warna yang Menakjubkan

Danau Kelimutu terkenal dengan tiga warnanya yang berubah-ubah. Danau ini terdiri dari Tiwu Ata Polo (merah), Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (biru), dan Tiwu Ata Mbupu (putih). Menurut mitos, warna-warna ini mewakili arwah-arwah berbeda.

Baca Juga: BKKBN Dorong Pasangan Muda untuk Cegah Perceraian Lewat Curahan Perasaan dan Komunikasi Terbuka

Setiap tahunnya, pada tanggal 14 Agustus, diadakan ritual Pati Ka untuk menghormati leluhur dan memberikan sesajian di Danau Kelimutu.

Meskipun warna air danau sering berubah, pesona dan misteri yang ditawarkan tetap memikat para wisatawan.

Jadi, kalau kamu berencana mengunjungi Kelimutu, pastikan Desa Koanara dan Danau Kelimutu ada dalam daftar perjalananmu!***

Editor: Max Geroda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah