Konstruksi tiang penopang atap, menyerupai sarang laba-laba pada rumah gendang, menciptakan daya tarik visual yang unik.
Filosofi sarang laba-laba ini juga tercermin dalam model pembagian lahan pertanian tradisional orang Manggarai, dikenal sebagai Lodok Lingko, sebagai simbol persatuan dan keadilan.
Gereja Lengko Ajang tidak hanya menjadi lambang arsitektur, tetapi juga menyimpan sejarah panjang umat Katolik di wilayah itu.
Sejak masuknya ajaran Katolik pada tahun 1915, gereja ini menjadi pusat pelayanan dan peribadatan bagi umat Katolik di sekitarnya.
Kini gereja Lengko Ajang masuk dalam balai pelestarian cagar budaya. (Hen)