Kenali Faktor Pemicu Asma dan Cara Mencegah Saat Kambuh

- 21 Juni 2022, 07:44 WIB
Ilustrasi penyakit asma, cara mengenal dan mencegah saat asma kambuh
Ilustrasi penyakit asma, cara mengenal dan mencegah saat asma kambuh /Nomad/Getty Images

 

OkeNTT - Seorang penderita asma sebaiknya mengenali faktor pemicu, dan mentaati tata laksana yang dianjurkan dokter guna mencegah peradangan saat asma kambuh.

Hal ini disarankan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. Faisal Yunus, Ph.D., Sp.P(K)

"Tujuan dari pengelolaan asma adalah agar pasien dapat mengontrol risiko serangan asma dan tentunya hidup dengan lebih produktif," kata Faisal dalam keterangan resmi, Selasa 21 Juni 2022 melalui Antara.

Dengan mengenal faktor penyebab dan resiko asma, seorang penderita asma bisa mengontrol dan dapat dengan mudah mencegah asma.

Baca Juga: DPR Wacanakan Regulasi Cuti Melahirkan 6 Bulan

Selain itu, pasien asma juga dapat melakukan pengobatan yang dianjurkan oleh dokter secara teratur.

Upaya pengobatan dan terapi kontrol asma dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien asma.

“Asma dengan intensitas kekambuhan ringan, sedang dan berat direkomendasikan pemberian terapi kontrol kortikosteroid inhalasi secara rutin dengan dosis yang disesuaikan, tidak cukup dengan obat pelega saja” kata Faisal.

Ia menambahkan, kortikosteroid inhalasi tersebut bekerja sebagai antiinflamasi yang memberikan perlindungan pada penyempitan saluran pernapasan sehingga dapat mengurangi risiko serangan akut, tentunya jika rutin digunakan.

GINA juga turut menyarankan untuk mengontrol gejala asma dengan menggunakan terapi kortikosteroid inhalasi.

Baca Juga: Endoskopi Saluran Cerna di RSUD Atambua, Bisa Teropong Pasien Indikasi Muntah Darah dan BAB Hitam Seperti Ter

Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia. Organisasi asma dunia, GINA, terus menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit asma dan mendorong semua pihak untuk dapat meningkatkan perawatan dan pengobatan penyakit asma.

Asma merupakan peradangan kronis yang disebabkan terjadinya penyempitan pada otot-otot saluran pernapasan yang dapat menimbulkan mengi, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala ini dapat muncul secara episodik dan tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol.

Penyebab kekambuhan asma bisa berbeda bagi setiap pasien asma. Namun umumnya asma muncul akibat paparan terhadap faktor pemicu seperti debu, asap rokok, makanan tertentu, kondisi cuaca dan faktor lingkungan lainnya. Intensitas serangan asma dapat meningkat jika terpapar lebih sering dengan faktor pemicu tersebut.

Dokter ahli ini menekankan, jika asma tidak dikontrol dengan teratur maka bisa saja mengancam jiwa.

Baca Juga: Ramai Digunakan, Ini Dia Bahaya Botol Air Minum Berbahan Plastik

Berdasarkan data yang dilansir WHO, sebanyak 262 juta orang saat ini menderita penyakit asma. Penyakit ini juga telah menyebabkan 455,000 kematian. Lebih lanjut, WHO menemukan kasus serangan asma yang berat lebih banyak terjadi di negara berpendapatan sedang dan rendah dimana tingkat diagnosa serta kepatuhan pada pengobatan masih tergolong rendah.

Sementara itu, di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan sejumlah 4,5 persen atau secara kumulatif 11 juta penduduk Indonesia menderita asma. Angka ini menjadikan asma sebagai salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang paling banyak diidap, tidak hanya pada orang dewasa, akan tetapi juga pada anak anak.

Country Medical Director GSK Indonesia dr. Calvin Kwan, menambahkan, asma yang tidak terkendali dapat menghambat pasien menjalani hidup dengan nyaman.

Halaman:

Editor: Marcel Manek

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah